Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pelemparan Ular Kobra ke Rumah Wahidin Halim Jelang Kedatangan Anies, NasDem: Kami Minta Polda Banten Usut Tuntas!

        Pelemparan Ular Kobra ke Rumah Wahidin Halim Jelang Kedatangan Anies, NasDem: Kami Minta Polda Banten Usut Tuntas! Kredit Foto: Antara/Fauzan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Polda Banten diminta segera turun tangan mengusut adanya teror politik pelemparan ular kobra di rumah mantan Gubernur Banten Wahidin Halim. Diketahui, teror itu dilakukan menjelang kedatangan bakal capres NasDem Anies Baswedan ke kediaman Wahidin.

        "Kami meminta Polda Banten mengusut tuntas pelaku teror di rumah Wahidin Halim, serta membongkar motif dan otak dari peristiwa tersebut," kata Ketua DPP NasDem Taufik Basari kepada wartawan, Rabu (25/1/2022).

        Baca Juga: Cekcok Dengan Nasdem, Demokrat Tidak Terima Dituduh Paksakan AHY Jadi Wakil Anies Baswedan

        Taufik mengemukakan tidak boleh ada teror yang dibiarkan tanpa penegakan hukum. "Penindakan harus dilakukan tanpa pandang bulu siapun latar belakang pelaku dan dalangnya," kata Taufik.

        Sementara itu, terkait aksi pelemparan ular kobra menjelang kedatangan Anies di rumah Wahidin, NasDem ogah berspekulasi.

        "Kami tidak mau berspekulasi apakah teror tersebut berkaitan dengan kedatangan calon presiden yang dideklarasikan Partai NasDem atau tidak, kami serahkan pengusutannya kepada aparat penegak hukum," kata Taufik.

        Akan tetapi dikatatakan Taufik, terlepas dari apa latar belakang teror ular kobra, tentunya aparat keamanan memiliki tanggung jawab dalam memastikan setiap kegiatan partai politik berjalan aman dari gangguan pihak manapun.

        Baca Juga: Makin Ngeri! Usai Demo Penolakan hingga Spanduk Hoaks, Safari Politik Anies Diwarnai 'Teror Ular Kobra'

        "Saya garis bawahi pihak manapun. Karena upaya menghalang-halangi, menghambat, mengganggu, mengintimidasi, mengancam kegiatan politik dan pendidikan politik, akan merusak demokrasi. Tentu kita ingin menjaga agar kehidupan demokrasi di Indonesia tetap sehat, beretika, dan bermartabat dan jangan sampai dikotori oleh praktik politik kotor yang jahat dan tidak beradab," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: