Bank Indonesia (BI) meyakini nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS akan kembali menguat di tahun 2023. Hal ini didasari oleh fundamental ekonomi Indonesia yang semakin kuat di tahun ini.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengungkapkan, BI memprakirakan bahwa transaksi berjalan tahun ini akan balance di 0% dan neraca pembayaran akan surplus. Sedangkan aliran modal asing baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun investasi portofolio diperkirakan akan terus masuk ke Indonesia.
Berdasarkan data RTI Business, diketahui bahwa nilai tukar Rupiah menguat 0,16% alias mengalami penambahan sebanyak 24 poin terhadap mata uang Amerika Serikat. Hal tersebut menyebabkan nilai tukar Rupiah berada di angka Rp14.961 per dolar AS. Baca Juga: Kabar Rupiah 30 Januari 2023: Menghijau Atas Dolar dan Mata Uang Global
"2,4 miliar dolar AS (modal asing) telah masuk di awal tahun ini dan untuk itu kami meyakini nilai tukar Rupiah akan menguat karena faktor fundamental semuanya memberikan justifikasi dasar nilai tukar Rupiah akan menguat," ujar Perry dalam peluncuran Laporan Transparansi dan Akuntabilitas BI 2022 di Jakarta, Senin (30/1/2023).
Lebih lanjut katanya, pada tahun ini kita mesti waspada namun juga optimis. Untuk itu BI memprediksikan pertumbuhan ekonomi 2023 berada dikisaran 4,5%-5,3% dengan kemungkinan di sekitar 4,9%.
Sementara inflasi dari semula 5,5%, Perry memastikan inflasi inti di semester I 2023 akan berada dibawah 4%. Kemudian inflasi IHK setelah dampak rambatan kenaikan BBM di bulan september juga akan dibawah 4%. Baca Juga: Semangat! BI Kembali Gelar Ekspedisi Rupiah Berdaulat di Wilayah 3T
"Pertumbuhan tinggi, inflasi rendah, neraca pembayaran surplus dan prospek ekonomi membaik, itu mendasari keyakinan kami bahwa nilai tukar Rupiah akan menguat setelah tentu saja gejolak global semakin mereda," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: