Kelompok Relawan Buat Sekber Kuning-Ijo-Biru, KIB Sebut Bukan Bagian dari Mereka
Tiga kelompok relawan membentuk Sekretariat Bersama (Sekber) Kuning-Ijo-Biru atau disingkat KIB mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan maju sebagai calon presiden pada pemilu 2024.
Tiga kelompok itu adalah Kornas Go-Anies (Kuning), Kornas Forum Ka'bah Membangun (Ijo) dan Kornas Amanat Indonesia (Biru).
"Kami tiga simpul relawan Go-Anies, Forum Ka'bah Membangun, Anies Amanat Indonesia di seluruh Indonesia dengan ini menyatakan membentuk Sekretariat Bersama dengan nama Kuning-Ijo-Biru (Sekber KIB)," kata Ketua Umum Kornas Go-Anies, Sirajuddin Abdul Wahab di sebuah hotel di Jakarta Pusat, Rabu (1/2/2022).
Baca Juga: Denny Idrayana Blak-blakan Dukung Anies Baswedan, Alasannya Nggak Main-main, Simak!
Sekber yang mereka bentuk dijadikan wadah untuk memenangkan Anies pada pemilihan umum 2024 mendatang.
"Sebagai wadah bersama, setara, dan solid untuk memperjuangkan dan memenangkan Anies Rasyid Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia," kata Sirajuddin.
Meski begitu, Ketua DPP Partai Golkar Dave Akbarshah Fikarno Laksono menegaskan, munculnya Sekretariat Bersama (Sekber) Kuning Ijo Biru tak merepresentasikan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB).
Menurut Dave, munculnya Sekber Kuning Ijo Biru tak mewakili kader tiga partai yang tergabung di Koalisi Indonesia Bersatu, PPP, PAN, dan Partai Golkar.
"Mereka bukan pengurus Partai Golkar dan tidak merepresentasikan sikap dan kebijakan Partai Golkar," tutur Dave dalam keterangan, Rabu (1/2/2023).
Baca Juga: Sudah Dikecewakan Jagoannya, Loyalis Jokowi Ini Milih Pindah Haluan Jadi Pendukung Anies Baswedan
Ketua Umum Pimpinan Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 ini memastikan deklarasi Kuning Ijo Biru oleh sejumlah pihak hanya mendompleng nama KIB, koalisi yang digagas tiga parpol. Ia menegaskan, KIB adalah singkatan dari Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas Golkar, PAN, dan PPP.
"Kita bentuk KIB, dan itu (Kuning Ijo Biru) hanya upaya mencari perhatian dan jelas ini tidak memiliki kekuatan politik atau legitimasi hukum," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty