Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waduh Gawat... Parah! Ada Upaya Penghilangan Jejak BJ Habibie di BRIN, Orang PKS Beber Buktinya, Simak!

        Waduh Gawat... Parah! Ada Upaya Penghilangan Jejak BJ Habibie di BRIN, Orang PKS Beber Buktinya, Simak! Kredit Foto: Antara/Ali Anwar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Publik dihebohkan dengan ulah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang disebut menghilangkan nama Presiden RI ke-3 BJ Habibie dari panel fisik berisi sejarah riset dan inovasi Indonesia.

        Mengenai hal ini Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS, Mulyanto mengungkapkan indikasi nyata adanya “dehabibienisasi” yang terstruktur, sistematis dan masif di BRIN.

        Mulyanto mencatat ada sejumlah upaya “dehabibienisasi” atau menghapuskan warisan yang ditinggalkan BJ Habibie utamanya melalui perombakan kelembagaan riset dan teknologi.

        "Saya mencatat akhir bulan lalu telah ditutup lembaga riset antariksa dan penerbangan di Pasuruan, Jawa Timur,” ujar Mulyanto dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Senin (6/2/23).

        Baca Juga: Sukses Buat Jokowi Terkesan Tak Berdaya Soal Reshuffle dan Penuhi Dukungan untuk Anies Baswedan, Strategi Surya Paloh Sukses Besar!

        Tak berhenti sampai di situ, Mulyanto juga menyebutkan hal lain sepeti dibubarkannya Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Dewan Riset Nasional (DRN), Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), LIPI, BATAN dan LAPAN.

        "Kita menyaksikan porak-porandanya BPPT dan hasil-hasil rekayasanya baik tsunami early warning system, puna male, dll,” ujarnya.

        Baca Juga: Ada Indikasi Ketidakadilan yang Melibatkan Tenaga Kerja China di Bentrokan Morowali, Anwar Abbas Minta Pemerintah Berbenah: Menyakiti...

        “Sebelumnya juga telah dihapus Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), Dewan Standardisasi Nasional (DSN) serta dimuseumkannya pesawat terbang karya anak bangsa N-250 Si Gatot Kaca," imbuhnya,” tambahnya.

        Mulyanto menegaskan, negara tidak bisa begitu saja menghilangkan jejak pengembangan iptek yang sudah dibangun susah payah oleh begawan teknologi BJ Habibie.

        Kata dia, bangsa Indonesia harus mengakui bahwa Habibie berhasil membangun struktur pembangunan teknologi Iptek (techno-structure) yang kokoh dan bermanfaat di Indonesia.

        "Pak Habibie berhasil membangun human-ware (SDM), technoware (peralatan), orgaware (kelembagaan) maupun infoware (jaringan) yang berujung pada beroperasinya Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS)," terangnya.

        Lanjut Mulyanto, Ide pengembangan iptek Habibie sangat visioner. Ia ingin membangun kedaulatan dan kemandirian bangsa di berbagai bidang, agar Indonesia tidak tergantung dan didikte oleh pihak asing.

        Baca Juga: Kasihan dengan Kubu Lawan, Rocky Gerung Jengkel dengan Pihak yang Masih Puji dan Bela Anies Baswedan: Nggak Adil Anies Menang 80 Persen!

        Apalagi, Indonesia adalah negara kepulauan yang membutuhkan infrastruktur transportasi antar pulau dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

        "Jauh-jauh hari Habibie sudah mengibarkan upaya membangun keunggulan bersaing (competitive advantage) bangsa ini di samping terus mendayagunakan keunggulan SDA yang ada (comparative advantage)," ujarnya.

        Baca Juga: Telak! Ganjar Pranowo Melampaui Anies Baswedan, Relawan Bangga: Gubernur Kampung Unggul Dibandingkan Gubernur Fasih Bahasa Inggris!

        Mengenai heboh penghilangan jejak BJ Habibie ini, BRIN sesumbar tidak ada space yang cukup sehingga nama Habibie tidak dimasukkan dalam panel fisik yang diributkan saat ini.

        "Dengan keterbatasan space yang ada, kami fokuskan pada peristiwa penting yang secara langsung dapat mewakili lima eks lembaga yang berintegrasi menjadi BRIN, dan apa yang mendasari pembentukan BRIN," ujar Kepala Biro Komunikasi Publik Umum dan Kesekretariatan BRIN, Driszal Friyantoni, dikutip dari laman Republika, Sabtu (4/2/2023).

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: