Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Subianto Disebut Berada di Ambang Pintu Kekalahan Menyakitkan Gegara Anies Baswedan Jadi Kandidat Kuat di Pilpres 2024

        Prabowo Subianto Disebut Berada di Ambang Pintu Kekalahan Menyakitkan Gegara Anies Baswedan Jadi Kandidat Kuat di Pilpres 2024 Kredit Foto: Antara/Nova Wahyudi/
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gerindra lewat beberapa kadernya mendadak mempermasalahkan klaim perjanjian dan utang Anies Baswedan ke mereka. Hal ini kencang disuarakan seiring Anies yang kini sudah pegang tiket nyapres 20 persen suara setelah 3 partai resmi beri dukungan.

        Mengenai hal ini, Wartawan Senior dari Forum News Network (FNN) Hersubeno Arief mengungkapkan kehadiran Anies di Pilpres jadi ancaman serius untuk Prabowo.

        “Dengan munculnya Anies maka peluang Prabowo memenangkan Pilpres 2024 ini menjadi sangat berat,” ujar Hersu melalui kanal Youtube Hersubeno Point, dikutip Senin (6/2/23).

        Baca Juga: Tiada Henti Gangguan Menghampiri Anies Baswedan, Aktivis: Lawan Takut, Istana Sudah Sampai pada Kesimpulan Anies Bakal Menang di Pilpres!

        Jika kalah kembali lawan Anies Baswedan di 2024, maka Hersu mengungkapkan Prabowo harus menerima kenyataan pahit.

        Kenyataan tersebut adalah Prabowo harus kembali kalah dengan status “Hattrick Kekalahan” bahkan 4 kali jika dihitung dari 2009 di mana Prabowo menjadi cawapres Megawati Soekarnoputri. Belum lagi kenyataan yang harus Prabowo terima yakni kalah oleh orang yang dia besarkan di politik.

        Baca Juga: Sukses Buat Jokowi Terkesan Tak Berdaya Soal Reshuffle dan Penuhi Dukungan untuk Anies Baswedan, Strategi Surya Paloh Sukses Besar!

        “Prabowo terancam untuk ketiga kalinya “Hattrick” kekalahan pilpres... kalau ditambah dengan Pilpres 2009 saat dia maju jadi cawapres Megawati maka jadi 4 kali Prabowo gagal,” ujar Hersu.

        Karenanya Hersu menduga apa yang dilakukan oleh kader Gerindra saat ini dengan mengungkit utang dan perjanjian Anies ke mereka adalah upaya “membusukkan” Anies dalam upaya mengusahakan agar Prabowo masih punya peluang di Pilpres.

        “Bolehlah ribut-ribut ini kita anggap sebagai upaya downgrade Citra Anies sebagai seorang figur yang tidak bisa pegang janjinya, ‘jadi bagaimana dengan orang terdekat pendukungnya saja dia tidak bisa pegang janjinya apalagi pada rakyat yang dia tidak punya ikatan kuat', jadi kira-kira begitu image yang ingin dibangun,” jelasnya.

        Sebelumnya, Salah satu elite Gerindra yang juga eks tandem Anies di DKI lalu sekaligus mantan cawapres Prabowo di 2019 sesumbar ada perjanjian antara Anies dan Gerindra, lebih khusus ke Prabowo dan dirinya.

        Bahkan ia mengklaim perjanjian tersebut masih berlaku, meskipun ketika ditanya lebih lanjut soal muatan perjanjian tersebut, Sandiaga pilih diam seribu bahasa.

        Baca Juga: Sukses Pimpin Jakarta Meski 'Digebuki' Habis-habisan dari Awal Menjabat Jadi Alasan Eks PSI Dukung Anies Baswedan: Pantas Jadi Presiden!

        “Jadi perjanjian itu perjanjian yang menurut saya memikirkan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan saat itu kita mencalonkan, kepentingan apa yang pak Prabowo harapkan kepada kita berdua dan poinnya," tutur Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (30/1/2023).

        Sementara itu, DPP Gerindra sendiri yang mengklaim pegang perjanjian tersebut yang bermaterai menegaskan tidak akan membuka perjanjian tersebut ke publik.

        Baca Juga: Lawan Auto Ketar-ketir! Eks Elite KPK Ngaku Sudah 'Mengintai' Sosok Anies Baswedan Sejak Lama: Orang Ini Pasti Akan Jadi Presiden!

        Soal utang juga heboh yang mana disebut ada utang Anies sejumlah 50 Miliar untuk kepentingan Anies dan sandiaga di Pilgub DKI Jakarta. Kubu Anies pun menegaskan utang tersebut sudah lunas seiring Gerindra yang terus mempermasalahkan hal tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bayu Muhardianto
        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: