Menengok Radar Tembus Dinding Kepunyaan Militer Turki untuk Evakuasi Korban Gempa
Seorang pekerja dari tim SAR Turki pada Rabu (8/2/2023) memegang tablet elektronik sederhana mendeteksi seorang wanita di bawah reruntuhan di Antakya yang dilanda gempa di Turki.
Setelah tiga jam pengamatan dan penggalian, dia dibawa keluar hidup-hidup, menurut saksi mata yang berbicara kepada Middle East Eye.
Baca Juga: Puji Tuhan Ditemukan Selamat, Wanita Hamil 9 Bulan di Turki Mampu Bertahan Selama 40 Jam
Tim SAR Turki berpacu dengan waktu untuk menyelamatkan ribuan orang yang selamat yang terjebak di bawah reruntuhan di 10 kota di seluruh negeri sejak gempa hari Senin (6/2/2023).
Tim sering mengalami kesulitan mendeteksi orang-orang di bawah balok beton yang saling bertumpuk, dan mereka sering mencoba menemukan korban dengan meneriaki mereka.
Kini sebuah perusahaan pertahanan negara Turki telah mulai menerapkan sistem khusus untuk mengetahui keberadaan para penyintas dengan menggunakan sesuatu yang mereka sebut DAR (Through the Wall Radar).
STM, produsen DAR, biasanya mengirimkan sistem ini ke militer dan pasukan keamanan lainnya untuk operasi mereka. Tetapi sistem yang sama dapat digunakan untuk bencana sebagai bagian dari tanggap darurat.
DAR bekerja melalui sistem radar yang memperoleh informasi posisi 2D pada target, baik elemen diam maupun bergerak melalui dinding. Biasanya digunakan di area tertutup di mana tidak ada akses visual. DAR menggunakan sinyal ultra-wideband untuk melacak pergerakan.
Kepala Bulan Sabit Merah Turki Kerem Kinik telah memperingatkan bahwa 72 jam pertama sangat penting dalam upaya pencarian dan penyelamatan, tetapi menunjuk pada komplikasi "kondisi cuaca yang buruk". Jumlah korban tewas gabungan baik di Turki dan Suriah sekarang lebih dari 11.700.
'Kecil dan sederhana'
Seorang tentara Turki yang akrab dengan sistem DAR mengatakan kepada Middle East Eye bahwa sistem itu dapat mendeteksi frekuensi berirama seperti detak jantung atau dapat digunakan untuk menganalisis lingkungan sekitar korban.
“Ini adalah perangkat kecil dan sederhana yang mudah digunakan saat terjadi bencana. Itu bisa sangat membantu,” tambah prajurit itu.
Kisaran nominal DAR adalah 22 meter tetapi dalam operasi Antakya, korban perempuan terdeteksi dalam kedalaman 2,5 meter dari permukaan.
Sistem bekerja dengan dua kaki: satu perangkat diletakkan di atas beton dan tablet kedua dipegang oleh operator untuk menganalisis data yang dikirimkan oleh radar. Sistem mendeteksi pergerakan dan ruang di dalam puing-puing, dan mengukur jarak antara orang-orang yang terperangkap.
STM memberi tahu MEE bahwa itu akan membalikkan setiap peralatan untuk tanggap darurat dalam beberapa hari mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto