Siang Malam Diserang Soal Perkara Utang, Anies Baswedan Akhirnya Buka Suara: Bukan Uang Sandiaga Uno!
Anies Baswedan akhirnya langsung angkat bicara terkait serangan terhadapnya soal utang dirinya sebesar Rp50 miliar untuk biaya kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2017 lalu.
Menurut Anies Baswedan, pada masa kampanye itu banyak banyak sekali penyumbang, ada yang diketahuinya dan tidak diketahuinya. Termasuk, beber mantan Gubernur DKI Jakarta ini, penyumbang memberikan langsung kepada relawan.
"Kemudian, sebenarnya bukan pinjaman tetapi dukungan, yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang," bebernya.
Anies menjelaskan, penyumbang itu memberi dukungan sebuah kampanye untuk perubahan dan kebaikan. Jika ia berhasil memenangkan pilkada bersama Sandiaga Uno, maka itu dicatat sebagai dukungan, bila kita tidak berhasil dalam pilkada, maka itu menjadi utang yang harus dikembalikan.
Anies mengungkapkan, dana tersebut bukanlah berasal dari Sandiaga Uno, tetapi yang bersangkutan sebagai penjamin.
"Jadi itu dukungan, siapa penjaminnya? Yang menjamin Pak Sandi, jadi uangnya bukan dari Pak Sandi, itu ada pihak ketiga yang mendukung," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini dalam kanal YouTube Podcast Merry Riana, dikutip Sabtu (11/2/2022).
Dia juga mengakui, ada surat pernyataan dirinya terkait utang tersebut. "Saya yang bertanda tangan dan dalam surat itu saya sampaikan apabila pilkada kalah, maka saya dan Pak sandiaga Uno berjanji mengembalikan. Apabila kami menang pilkada, maka ini dinyatakan sebagai bukan utang. Makanya ketika pilkada selesai, menang selesai," tegasnya.
Sebelumnya, pegiat media sosial, Helmi Felis, menilai Anies Baswedan difitnah habis-habisan soal utang biaya kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2017.
Menurutnya, utang tersebut sudah lunas dan menilai mereka yang menghembuskan soal utang tersebut bermain politik dengan cara tidak beradab.
"Anies Baswedan difitnah habis-habisan, astagfirullah. Ternyata hutangnya sudah lunas, sungguh mereka berpolitik dengan cara tidak beradab.Mau dapatkan kekuasaan dengan cara apapun. Ngaku hati bersih, paling ikhlas, tulus, bermoral. Moralitas tai kotok baru pas…," cuitnya di linimasa Twitternya, dikutip, Jumat (10/2/2023).
Dalam surat pernyataan itu, Anies mengakui meminjam uang kembali sebesar Rp42 miliardari Sandiaga S Uno tanpa jaminan dan tanpa bunga (Dana pinjaman III, red) untuk keperluan pemenuhan kewajiban 70 persen dari total biaya pada Kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2017 (Total Biaya 60 Miliar Rupiah) di mana dana tersebut akan diserahkan oleh Sandiaga S Uno langsung kepada Tim Kampanye.
Tak hanya itu, Anies mengakui total jumlah Dana Pinjaman 1, Dana Pinjaman II dan Dana Pinjaman III adalah sebesar Rp 92 milyar dan mengetahui bahwa dana pinjaman III tersebut berasal dari pihak ketiga dan Sandiaga S. Uno menjamin secara pribadi pembayaran kembali Dana Pinjaman Ill tersebut kepada pihak ketiga.
Dalam surat pernyataan itu, Sandiaga S. Uno mengetahui bahwa baik dana pinjaman I, II, dan pinjaman III bukanlah untuk kepentingan pribadi Anies namun diperlukan sebagai dana Kampanye Pilkada DKI 2017 karena dana yang dijanjikan oleh Aksa Mahmud/Erwin Aksa ("Pihak Penjamin"), berdasarkan kesepakatan antara Aksa Mahmud dengan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Gerindra, yang mana Anies mengakui tidak menghadiri pertemuan atau kesepakatan tersebut, sampai saat ini belum juga tersedia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: