Kisruh 'Utang Anies' Memanas, Dede Budhyarto Ikutan Sinis: Kejadian Paling Brutal Sepanjang Sejarah
Polemik utang piutang saat Pilkada 2017 kembali membuat Anies Baswedan jadi sorotan. Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto menyebut masalah itu sebagai yang paling brutal sepanjang sejarah.
Menurut dia, utang piutang itu membuat tim kampanye bakal calon presiden usungan Partai NasDem itu kelimpungan. "Utang piutang Pilkada DKI paling brutal sepanjang sejarah membuat tim kampanye @aniesbaswedan kelimpungan," cuitnya dalam linimasa Twitternya, Senin (13/2/2023).
Baca Juga: Janggalnya Pinjaman Sandiaga, Pengakuan Anies Disorot Habis: Tak Dilunasi, Kekuasaan Jadi Kompensasi
Cuitan Dede Budhyarto itu pun menuai berbagai respons warganet. Ada warganet yang ingin tahu pembiayaan Pilkada oleh kandidat lainnya.
"Emang ada pembiayaan Pilgub dibuka ke publik ! Pingin tahu pembiayaan Pilgub Ahok! …kira2 ada pengembang reklamasi gak ya?" beber @BSipoel·
"Coba dibuka cagub dan capres lain agar bisa dilihat san dibandingkan kebrutalannya," cuit @kerenbangeet.
Soal utang piutang itu ada warganet yang menilai itu tidak merugikan negara dan bukan bantuan oligarki. "Anies tidak merugikan Negara, mandiri tidak mau bantuan oligarki, Tidak juga merugikan cebong, tapi dasar kalau kedengkian sdh mendarah daging. Kebenaranpun dimatanya tetap salah," respons @EvanHijratus.
"Menjijikkan nih orang hidup dari buzerp brutal timses aja sok ngomong etika, ciri manusia otak kebencian bawaan lahir," respons @kellyrudi.
"Sekelas komisari (pemberian) nyinyir mantan gubernur….Haddeeeeeuuhhhh…," beber @Bro_08112
Sebelumnya, bakal calon presiden usungan Partai NasDem, Anies Baswedan, angkat bicara terkait berembusnya utang dirinya sebesar Rp50 miliar untuk biaya kampanye putaran kedua Pilkada DKI 2017 lalu.
Menurut Anies Baswedan, pada masa kampanye itu banyak banyak sekali penyumbang, ada yang diketahuinya dan tidak diketahuinya. Termasuk, beber mantan Gubernur DKI Jakarta ini, penyumbang memberikan langsung kepada relawan. "Kemudian, sebenarnya bukan pinjaman, tetapi dukungan, yang pemberi dukungan ini meminta dicatat sebagai utang," bebernya.
Anies menjelaskan, penyumbang itu memberi dukungan sebuah kampanye untuk perubahan dan kebaikan. Jika ia berhasil memenangkan pilkada bersama Sandiaga Uno, itu dicatat sebagai dukungan; bila tidak berhasil dalam pilkada, itu menjadi utang yang harus dikembalikan.
Anies mengungkapkan, dana tersebut bukanlah berasal dari Sandiaga Uno, tetapi yang bersangkutan sebagai penjamin. "Jadi itu dukungan, siapa penjaminnya? Yang menjamin Pak Sandi, jadi uangnya bukan dari Pak Sandi, itu ada pihak ketiga yang mendukung," jelas mantan Gubernur DKI Jakarta ini dalam kanal YouTube Podcast Merry Riana, dikutip Selasa (14/2/2022).
Dia juga mengakui, ada surat pernyataan dirinya terkait utang tersebut. "Saya yang bertanda tangan dan dalam surat itu saya sampaikan apabila pilkada kalah, saya dan Pak sandiaga Uno berjanji mengembalikan. Apabila kami menang pilkada, ini dinyatakan sebagai bukan utang. Makanya ketika pilkada selesai, menang selesai," tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: