Megawati 'Digoreng' Berbagai Pihak Setelah Kritik Ibu-Ibu Pengajian, Bamusi: Maksud Beliau Itu Baik
Ketua PP Baitul Muslimin Indonesia, Faozan Amar, angkat suara mengenai tanggapan publik terhadap pidato Megawati Soekarnoputri yang menyindir ibu-ibu pengajian. Menurutnya, maksud Megawati sebenarnya baik, yaitu hanya mengajak ibu-ibu agar lebih peduli terhadap anaknya agar tak alami stunting, bukan melarang ibu-ibu mengikuti pengajian.
"Ibu Megawati sama sekali tidak melarang Ibu-ibu ikut pengajian karena beliau sendiri juga ikut, tapi mengajak ibu-ibu agar lebih peduli terhadap anak-anaknya jangan sampai mengalami stunting," kata Faozan kepada wartawan belum lama ini.
"Sebab ibu adalah tiangnya negara. Kalau tiangnya hancur maka negara akan hancur," sambungnya.
Faozan menyebut, memang terkadang manusia terjebak rutinitas praktis tapi lupa berpikir strategis. Menurutnya, memang ikut pengajian sangat penting, tapi mendidik anak agar sehat dan berprestasi juga tak kalah penting.
"Ikut pengajian itu penting tapi menyiapkan dan mendidik anak agar menjadi generasi yang sehat, cerdas dan berkualitas, jauh lebih penting," tuturnya.
Lebih lanjut, ia mengklaim, jika didengar secara komprehensif, pidato Megawati maka pendengarnya akan memperoleh pemahaman yang utuh tentang pentingnya menyiapkan anak-anak yang sehat jasmani dan rohani.
"Untuk masa depan bangsa. Hal ini sejalan dengan ajaran Al-quran yang melarang kepada umat manusia meninggalkan generasi yang lemah," pungkasnya.
Dilaporkan ke Komnas Perempuan
Gara-gara pidatonya soal ibu-ibu pengajian yang dikaitkan dengan pemicu penelantaran anak karena tak mampu atur rumah tangga, Megawati harus menanggung konsekuensi yang berbuntut panjang. Mantan presiden perempuan pertama di Indonesia itu dilaporkan ke Komnas Perempuan.
Menurut Pegiat Hak Asasi Manusia atau HAM Tri Wahyu, pernyataan Megawati itu sangat berlebihan. Ia bersama Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta melaporkan Ketum PDI Perjuangan itu ke Komnas Perempuan.
Dalam surat itu, ia meminta Komnas Perempuan secara kelembagaan mengkaji dugaan pelabelan negatif dalam praktik ketidakadilan gender yang ada dalam pernyataan Megawati.
Baca Juga: Pak Kiai Sarankan Megawati Bentuk Pengajian untuk Istri Kader PDIP: Betapa Hebatnya Indonesia!
Ia berharap kesimpulan kajian Komnas Perempuan dapat dipublikasi bertepatan dengan peringatan Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada 8 Maret 2023 mendatang.
“Apabila benar merupakan pelabelan negatif komunitas perempuan di Indonesia, Komnas Perempuan RI agar menegur secara tertulis ke Megawati Ketua Dewan Pengarah BPIP dan BRIN dan ditembuskan ke publik melalui konpers Komnas Perempuan RI,” kata Koordinator Koalisi Pegiat HAM Yogyakarta, Tri Wahyu.
Ia meminta Komnas Perempuan RI agar bekerja sama dengan BPIP dan BRIN mengadakan pelatihan GEDSI pada pejabat (termasuk Megawati) dan staf BPIP dan BRIN di masa mendatang. Pelatihan itu untuk menjaga demokrasi di Indonesia yang berperspektif GEDSI.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait: