Miliarder Investor AS Koar-Koar Tak Bisa Ambil Uangnya yang Tersimpan di Bank China: Mereka Membatasi Aliran Uang ke Luar Negeri
Investor miliarder Mark Mobius berujar tidak bisa mengambil uangnya yang tersimpan di bank China. Ia mengatakan kepada FOX Business bahwa dia tidak dapat mengambil uangnya karena kontrol modal negara. Mobius pun memperingatkan investor untuk sangat berhati-hati dalam berinvestasi dalam ekonomi di bawah cengkeraman pemerintah yang ketat.
"Saya punya rekening HSBC di Shanghai. Saya tidak bisa mengambil uang saya. Pemerintah membatasi aliran uang ke luar negeri," kata Mobius, pendiri Mobius Capital Partners mengutip Reuters di Jakarta, Senin (6/3/23).
"Saya tidak bisa mendapatkan penjelasan mengapa mereka melakukan ini... Mereka membuat segala macam penghalang. Mereka tidak mengatakan: Tidak, Anda tidak bisa mengeluarkan uang Anda. Tapi mereka mengatakan: beri kami semua catatan dari 20 tahun bagaimana Anda menghasilkan uang ini ... Ini gila."
Baca Juga: Miliarder Investor AS Beri Wanti-Wanti soal Taktik 'Gila' Berbisnis dengan China, Ada Apa?
Komentar Mobius beredar di situs media sosial China WeChat pada akhir pekan.
Mobius memimpin investasi pasar berkembang di Franklin Templeton Investments selama tiga dekade dan dikenal dengan pandangan bullish-nya terhadap China. Namun sekarang, katanya, dia akan sangat berhati-hati berinvestasi di negara itu.
"Intinya adalah China bergerak ke arah yang sama sekali berbeda dari apa yang dilembagakan Deng Xiaoping ketika mereka memulai program reformasi besar," katanya, mengacu pada mantan pemimpin China itu.
"Sekarang Anda memiliki pemerintah yang mengambil saham emas di perusahaan-perusahaan di seluruh China. Itu berarti mereka akan mencoba mengendalikan semua perusahaan ini ... Jadi menurut saya itu bukan gambaran yang bagus ketika Anda melihat pemerintah menjadi lebih dan lebih berorientasi kontrol dalam ekonomi."
Mobius, yang menyebut dirinya "Investasi Pasar Berkembang Indiana Jones", mengatakan kepada FOX Business bahwa dia meningkatkan eksposur ke pasar alternatif seperti India dan Brasil.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: