Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pengamat Sebut Kekuatan Logistik Erick Thohir Tak Mampu Bersaing dengan 'Mesin Politik' yang Dimiliki Airlangga Hartarto

        Pengamat Sebut Kekuatan Logistik Erick Thohir Tak Mampu Bersaing dengan 'Mesin Politik' yang Dimiliki Airlangga Hartarto Kredit Foto: Istimewa
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago Airlangga Hartarto sebagai cawapres lebih menguntungkan ketimbang memilih Erick Thohir.

        Menurutnya kekuatan logistik Erick Thohir tak akan mampu menyaingi mesin politik partai Golkar yang besar yang ada dibawah kendali Airlangga Hartarto.

        "Kenapa Ganjar- Airlangga lebih berpotensi, karena Erik itu tidak ada artinya. Dia bukan kader partai, nggak punya mesin partai, hanya mengandalkan figur dan logistik. Figur dan logistik dalam pilpres nggak ada jaminan juga," ujar dia.

        Ia mengatakan mesin partai Golkar otomatis akan bekerja saat ketua umumnya menjadi peserta pemilihan presiden, meski hanya cawapres. Faktor itu juga menjadikan potensi pasangan Ganjar Pranowo-Airlangga Hartarto untuk menang Pilpres lebih signifikan dibanding pasangan Ganjar-Erick Thohir.

        Baca Juga: Lord Luhut Mau Warga Sekitar Depo Pertamina Plumpang 'Minggat' ke Tempat Lain, PKS Sebut Kurang Ajar: Arogansinya Kelewatan!

        "Kalau mesin partai kan ga mungkin juga bergerak kalo Ganjar-Erik. Kenapa? Karena nggak ada nyangkut dengan Golkarnya. Nah kalo ada Airlangga kan pasti mesin partai bergerak, berikhtiar untuk berupaya menangkan Ganjar Airlangga," tambahnya.

        Selain kekuatan mesin partai, Pangi menilai Golkar dalam Pilpres saat ini berbeda dengan dua pilpres sebelumnya.

        Golkar dalam pilpres- pilpres sebelumnya tidak mempermasalahkan capres atau cawapresnya menang atau kalah. Sebab, golkar akan selalu dapat kursi menteri siapapun presidennya.

        Berbeda dengan Golkar saat ini yang memiliki ambisi dengan mensyaratkan kader partainya untuk menjadi capres atau cawapres.

        "Karena bagi Golkar dulu, mau kalah mau menang ngga ada masalah dalam pilpres. Masalahnya sekarang Golkar nggak mau absen dalam mengusung capres atau cawapres," ujarnya.

        Sementara di sisi lain, dua partai lainnya yang ada dalam Koalisi Indonesia Bersatu yakni PAN dan PPP tidak mensyaratkan kadernya menjadi calon di pilpres. Kedua partai dinilai tidak memiliki ambisi, sehingga muncul nama-nama diluar kader seperti Erick Thohir untuk dicalonkan.

        "Bagaimana mungkin partai nggak punya ambisi mengusung kadernya sendiri. Itu yang menurut saya aneh bin ajaib," tegasnya.

        Baca Juga: Kalau Mau Main 'Salah-salahan' Soal Tragedi Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jokowi Disebut Lebih Salah Dibandingkan Anies Baswedan!

        Pangi mengaku heran munculnya nama Ganjar-Erick Thohir dari PAN sebagai capres dan cawapres. Alasannya, dua nama itu tidak mewakili satu pun kader internal ketiga partai yang tergabung dalam koalisi.

        Menurutnya itu tidak sesuai dengan kesepakatan awal yang mereka lempar ke publik bahwa capres yang akan diusung berasal dari kader mereka sendiri.

        "Kalo Ganjar-Airlangga, masih ada Airlangganya di KIB. Kalo PAN mengusung Ganjar-Erick ya ngga ada kader yg dari KIB, Itu yang jadi persoalan," tambahnya. (ant/dil/jpnn)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: