- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Depo KRL Pertama di Jateng-DIY Rampung, Kepala BTP Semarang: Konektivitas Angkutan KA Perkotaan
Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Semarang (BTP Semarang), Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), sukses merampungkan pembangunan Depo Perawatan KRL. Depo yang berlokasi di Jebres, Surakarta, ini memiliki luas hampir 8500 m2 (8149,85).
Sebagai angkutan massal unggulan di wilayah Jawa Tengah dan DIY, sarana KRL tentu membutuhkan dukungan fasilitas perawatan untuk mempertahankan kualitas pelayanan dan minim gangguan.
Baca Juga: 26% Tiket Kereta Api Lebaran Habis Terjual, Rute Jakarta-Surabaya Banyak Dipesan
Kepala BTP Semarang, Putu Sumarjaya, menyampaikan pembangunan Depo KRL Jebres ini merupakan salah satu lingkup pekerjaan elektrifikasi Solo Balapan – Solo Jebres – Palur (2020-2022).
"Elektrifikasi Solo Balapan – Solo Jebres – Palur ini lanjutan dari elektrifikasi Yogyakarta – Solo Balapan (2019-2021)," dalam keterangannya, Kamis (9/3/2023).
Seperti diketahui, pada Maret 2021, konektivitas angkutan KA perkotaan ini diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Hal ini memicu animo masyarakat Yogyakarta dan Surakarta. Terbukti saat ada aturan pembatasan perjalanan, konektivitas ini bisa mengangkut 1,7 juta penumpang.
Baca Juga: Didiek Hartantyo: Lalui Pandemi, Bangun Kereta Api dengan Standar Kelas Dunia
"2022 pandemi mulai landai, produksi penumpangnya naik signifikan hampir 4,4 juta penumpang. Awal operasi 2021 sampai akhir Februari 2023 total angkutan penumpangnya 6,9 juta," sebut Putu.
Putu mengungkapkan rata-rata harian load factor KRL mendekati 68%, 12 ribuan orang/hari. Pada Angkutan Lebaran tahun lalu, load factor puncaknya mencapai 109%, 26 ribu penumpang sehari. Adapun, Load factor puncak Nataru 97,7%, 24 ribu penumpang, sudah perpanjangan pelayanan sampai Palur.
Putu menambahkan, seiring dengan bertambahnya frekuensi operasi, sarana KRL mutlak dijaga keandalannya. Hal ini ditempuh dengan membangun depo perawatan yang mumpuni untuk kegiatan perawatan.
"Dua tahun terakhir stabling dan perawatan KRL dilakukan di area Stasiun Solo Balapan dan Stasiun Klaten, setelah Depo resmi beroperasi perawatan harian, bulanan, tahunan sampai pencucian sarana KRL bisa dilakukan di sini. Harapannya dengan kapasitas angkut yang bertambah, masyarakat tetap bisa nyaman, selamat memanfaatkan moda KRL dengan tarif yang terjangkau," sambungnya.
Baca Juga: DJKA Beri Suntikan Subsidi Rp147 Miliar untuk Perluas Jaringan Kereta Api
Sebagai informasi, bagian depo terdapat jalur 6 untuk pencucian kereta, jalur 7 (kapasitas 13 kereta) dan jalur 8 (kapasitas 14 kereta) untuk perawatan. Sesuai Permenhub Nomor 18 Tahun 2019 tentang Standar Tempat Dan Peralatan Perawatan Sarana Perkeretaapian, area Depo terdiri dari bangunan sarana sebagai area utama perawatan KRL, bangunan kantor untuk kegiatan administrasi, ruang peralatan dan penyimpanan suku cadang.
Terdapat juga bangunan untuk ruang istirahat, ruang pelayanan kesehatan, area ibadah, dan tempat pengolahan air bersih. Selain itu, ada peron, kolong (perawatan sisi bawah kereta), anjungan (perawatan sisi atas) dan area workshop.
Baca Juga: Indonesia Mau Impor KRL Bekas Jepang, Mulyanto PKS Minta Erick Thohir Jangan Import Minded
Selain pembangunan Depo KRL, BTP Semarang juga melakukan pengadaan peralatan perawatan KRL antara lain peralatan angkat komponen, pesawat angkut, peralatan angkat sarana, misal lifitng jack (fungsi pengangkatan body kereta), overhead crane 2x7.5 ton dan 1x3 ton.
"Kami sangat bersyukur masyarakat bisa merasakan langsung manfaat dari pembangunan konektivitas KA perkotaan ini. Pemerintah ingin masyarakat makin mudah mengakses angkutan umum massal. Stasiun Brambanan, Srowot, Ceper, Delanggu, Gawok direvitalisasi, bisa untuk naik turun penumpang. Tambah layanan di Jebres dan Palur, makin banyak yang terlayani konektivitas KRL, ada Depo perawatan juga. Lengkap, andal sarana dan prasarananya," tutup Putu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Ayu Almas