Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto meminta Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) membuat peta jalan untuk mendukung realisasi ekspor mebel dan kerajinan yang ditargetkan US$5 miliar.
Airlangga mengatakan industri mebel dan kerajinan diharapkan dapat terus meningkatkan nilai ekspor dan mendorong peningkatan ekonomi nasional. Menurutnya Indonesia memiliki keunggulan dari segi keahlian pengrajin dan ketersediaan bahan baku.
Dengan potensi yang dimiliki, setidaknya Indonesia mampu menjadi bench mark industri mebel dan kerajinan di Asean. Dalam lima tahun terakhir, ekspor produk furnitur Indonesia terus mengalami peningkatan. Pada 2021, peningkatan nilai ekspor industri furnitur dan kerajinan tercatat mencapai lebih dari 27%.
Bersama pemerintah, Himki menargetkan ekspor mebel dan kerajinan senilai US$5 miliar diakhir 2024. Artinya berdasarkan realisasi ekspor 2021 hingga 2024 dibutuhkan pertumbuhan minimal 13,4% pertahun
Sementara itu Ketua Presidium Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (Himki), Abdul Sobur, menyatakan sektor pembiayaan menjadi salah satu aspek penting untuk mendorong realisasi target ekspor mebel dan kerajinan.
Menurutnya saat ini sudah ada 54 anggota Himki yang mendapat bantuan pembiayaan dari LPEI.“Kami berharap nilai pinjaman dan cakupannya bisa ditingkatkan agar bisa menjangkau seluruh anggota Himki” ujar Abdul Sobur.
Selain pembiayaan, ia juga menekankan pentingnya pengembangan desain sebagai nilai tambah dari produk furnitur dan kerajinan Indonesia. “Secara desain produk-produk kita tidak kalah dengan produk negara lain tetapi secara value kita masih kalah saing. Kita perlu meningkatkan value agar nilai produknya juga bisa bertambah,” tegasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: