Mengerikan, 2 Orang di Rusia Positif Terinfeksi Antraks, Begini Kondisinya
Dua orang telah terjangkit infeksi bakteri berbahaya Antraks di Republik Chuvashia, Rusia, sekitar 430 mil sebelah timur Moskow, demikian diumumkan pada Rabu (15/3/2023).
Gubernur republik tersebut, Oleg Nikolaev, menyampaikan berita tersebut melalui Telegram bahwa kedua pasien telah dirawat di rumah sakit dengan diagnosis yang telah dikonfirmasi dan saat ini menerima perawatan yang diperlukan.
Baca Juga: Kenali Gejalanya! Inilah Virus Sangat Menular yang Disebut CDC Amerika 'Bukan Flu Biasa'
"Petugas medis yang bertanggung jawab menggambarkan kondisi kedua orang yang terinfeksi sebagai 'moderat'," kata Nikolaev, seraya menambahkan bahwa nyawa mereka tidak dalam bahaya.
Semua orang yang telah melakukan kontak dengan pasien Anthrax juga telah berada di bawah pengawasan medis dan diberikan perawatan pencegahan, gubernur juga melaporkan.
Layanan perlindungan hak-hak konsumen Chuvashia, layanan kedokteran hewan dan Kementerian Dalam Negeri negara itu bekerja sama untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut, tulisnya.
"Tujuan utamanya adalah untuk memastikan keamanan penduduk di wilayah kami, dan itu akan tercapai," katanya meyakinkan para pembaca Telegram, dikutip RT.
Republik Chuvash, dengan populasi 1,2 juta jiwa, terletak di bagian tengah Rusia Eropa di tepi Sungai Volga. Jarak antara ibu kota Cheboksary dan Moskow sekitar 700 kilometer (sekitar 435 mil).
Kasus terakhir Antraks, yang juga disebut "Wabah Siberia", dilaporkan di Rusia pada Juni 2022 di wilayah Stavropol selatan. Penyebaran infeksi dengan cepat diatasi oleh pihak berwenang setempat.
Antraks adalah penyakit menular serius yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis, yang kadang-kadang ditemukan di daerah pedesaan dan paling sering menyerang hewan ternak. Manusia dapat tertular dari hewan, biasanya dari bangkai yang terinfeksi, serta dari wol, rambut, dan kulit.
Penyakit ini dapat terjadi pada kulit, paru-paru, dan usus. Antraks pernapasan adalah yang paling berbahaya, dengan tingkat kematian dari 50% hingga 80% bahkan dengan pengobatan, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS. Namun, yang paling umum adalah bentuk penyakit kulit, yang mematikan pada kurang dari 24% kasus tanpa pengobatan.
Ratusan ribu orang meninggal karena antraks sebelum kemajuan ilmiah abad ke-20, tetapi jumlah kasus telah berkurang drastis karena penggunaan antibiotik untuk mengobati pasien dan vaksinasi hewan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto