Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Blak-Blakan Soal Politik Identitas saat Lawan Ahok, Ferdinand: Kenapa Orang Ini Tidak Ditangkap?!

        Anies Blak-Blakan Soal Politik Identitas saat Lawan Ahok, Ferdinand: Kenapa Orang Ini Tidak Ditangkap?! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politikus Gerindra, Ferdinand Hutahaean, lantang menyebut Anies Baswedan telah merusak prinsip demokrasi di Indonesia. Hal itu diungkap Ferdinand setelah Anies menyinggung pesta politik Pilkada 2017 lalu. 

        Sebagaimana diketahui, Pilkada DKI tahun 2017 tersebut mempertemukan Anies dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Isu politik identitas pun melekat dalam kontestasi politik tersebut.

        Baca Juga: Mantan Petinggi KPK Buka-Bukaan Soal Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi Formula E, Betul untuk Jegal Anies Baswedan?

        "Inilah sesungguhnya yang Merusak prinsip Demokrasi. Kenapa orang ini tidak ditangkap saja?," ujar Ferdinand dalam keterangannya (18/3/2023).

        Sebelumnya, Anies Baswedan berbicara terkait politik identitas saat menghadiri forum diskusi dengan pemimpin dan kepala redaksi media massa di Surabaya yang diselenggarakan Partai NasDem. 

        Baca Juga: Di Era Anies Baswedan Dilarang, Sekarang Bamsoet Mau Perpanjang Kontrak Balapan Formula E Hingga 2030

        Anies Baswedan mengatakan politik identitas tak bisa dihindari lantaran setiap calon yang bersaing selalu punya identitas yang melekat pada dirinya.

        "Politik identitas itu adalah sesuatu yang tak terhindarkan. Misalnya calon yang bersaing adalah laki-laki dan perempuan, maka di situ ada identitas gender," kata Anies, Sabtu (18/3/2023).

        Anies lantas bercerita tentang apa yang terjadi pada Pilkada DKI 2017, di mana kala itu yang bersaing adalah paslon dengan latar belakang beda agama. Anies berpasangan dengan Sandiaga Uno melawan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat.

        "Yang terjadi pada 2017, calon yang bersaing agamanya berbeda. Maka identitasnya yang terlihat adalah agama. Itu akan terus terjadi selama calonnya punya identitas berbeda, baik gender, suku, maupun agama," jelas Anies.

        Baca Juga: Bawaslu Getol Soroti Safari Politik Anies Baswedan Tapi Tak Pernah Tegur Tokoh Politik Lain, Bela-belain Sampai Sebar SMS Blast

        Oleh sebab itu, kata Anies, penting bagi tiap calon yang bersaing dalam pemilu untuk memiliki kedewasaan setelah pemilu selesai. Dia juga tidak masalah jika kemudian ada yang tidak menyukai dirinya.

        "Yang menang mau merangkul yang kalah. Sedangkan yang kalah juga harus mau mengakui kekalahannya. It doesn't matter if you don't like me, tidak masalah jika anda tidak suka dengan saya. Tapi saya akan selalu mengajak siapapun untuk berdiskusi, bersama-sama membangun gerakan-gerakan yang kontributif membawa perubahan," tutur Anies.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: