Ketua Departemen Ekonomi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Fajar B Hirawan menilai rencana pemerintah untuk memberikan bantuan pembelian dan konversi motor listrik tidak secara langsung mampu menekan anggaran subsidi energi.
"Pemberian insentif EV (Electric Vehicles) menurut saya tidak secara langsung akan mengurangi anggaran untuk subsidi energi yang mayoritas masih berbasis fosil," ujar Fajar saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Rabu (29/3/2023).
Fajar mengatakan, insentif atau bantuan terhadap EV dalam bentuk insentif pajak, pengurangan PPnBM atau fasilitas lainnya merupakan hal yang baik untuk mendorong penggunaan sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: PLN Dukung Langkah IBC Standarkan Baterai untuk Permudah Pengguna Motor Listrik
Adanya fasilitas dan insentif untuk kendaraan listrik tentujya akan berpengaruh terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 dan dampaknya mungkin baru akan terlihat dalam jangka panjang.
"Jika program EV berhasil, maka permintaan akan bahan bakar fosil akan menurun sehingga subsidi energi akan menurun. Kondisi tersebut pastinya tidak terjadi dalam jangka pendek," ujarnya.
Pasalnya saat ini kondisi Indonesia atas ketergantungan impor bahan bakar fosil masihlah tinggi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: