Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Growth Hacking, Jurus Perusahaan Bertahan di Tengah Bayang-bayang Resesi

        Growth Hacking, Jurus Perusahaan Bertahan di Tengah Bayang-bayang Resesi Kredit Foto: Unsplash/Prostock-Studio
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bayang-bayang resesi di tahun ini membuat perusahaan khususnya startup dituntut untuk memikirkan ulang strategi bisnisnya guna menjaga keberlangsungan. Prilaku konsumen yang selalu bergeser, mengharuskan perusahaan menghadirkan produk dan layanan yang relevan di pasar. Sebuah studi yang diterbitkan oleh SBA office of Advocacy, Amerika Serikat menunjukkan secara statistik hanya 50% bisnis baru yang bisa bertahan selama lima tahun, dan 35% yang dapat bertahan selama 10 tahun.

        Scarlattino Jacob, Co-Founder Kanvasaur, salah satu growth agency di Indonesia mengatakan setidaknya ada tiga hal yang kerap jadi masalah utama yang dihadapi oleh bisnis baru untuk terus tumbuh berkembang. Baca Juga: Cara Sukses Melakukan Promosi Bisnis Kuliner, Bukan Sekadar Diskon!

        "Pertama, menentukan strategi perusahaan yang tepat. Kedua adalah mencari sumber daya manusia yang berpengalaman, dan terakhir yakni memiliki modal yang cukup untuk menjalankan kedua hal tersebut secara berkesinambungan," ujar Dia dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (3/4/2023).

        Untuk mengatasi tantangan tersebut, salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh bisnis baru adalah dengan growth hacking, yang merupakan serangkaian kegiatan yang mengkombinasikan marketing, data, desain, analisis serta teknologi untuk menghasilkan peluang baru pertumbuhan serta memperkuat produk dan layanan yang sudah ada melalui eksperimen. Hasil akhir yang diharapkan dari strategi ini adalah meningkatkan jumlah pelanggan dan membuat brand lebih mampu bersaing dengan kompetitor.

        "Strategi ini juga dapat diterapkan oleh perusahaan konvensional yang telah lama berdiri tetapi memiliki tuntutan untuk terus berinovasi dan menjaga relevansi di tengah bermunculannya perusahaan baru dengan bisnis serupa," ucapnya.

        “Di Kanvasaur kami membantu rekan bisnis kami untuk memfokuskan segala kegiatan dan sumber daya untuk meningkatkan performa satuan ukur utama mereka (primary metric) seperti sales atau user growth, dengan mendeteksi berbagai masalah yang paling berpengaruh terhadap primary metric tersebut. Dengan pengalaman yang luas dari tim kami, kami membangun strategi berdasarkan data metrik perusahaan, serta menimbang produk dan market bisnis tersebut agar dapat bersaing di pasar. Kanvasaur bukan penyedia consulting atau advisory, kami membangun strategi dan mengeksekusi segala aktivitas yang diperlukan guna mencapai target yang sudah ditentukan,” katanya. Baca Juga: Silicon Valley Bank Kolaps, Indef: Bisa Picu Resesi Global

        Margarita Tan, Chief of Growth Cakap turut mengakui keberhasilan strategi growth hacking tersebut pada pertumbuhan edtech-nya. “Kondisi ekonomi saat ini mengharuskan perusahaan untuk mencari cara agar lebih efisien dan tetap mengoptimalkan hasil bisnis. Implementasi growth hacking dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan dengan cepat dan kami percaya Kanvasaur merupakan rekan bisnis yang dapat membantu mewujudkan hal tersebut,” bebernya.

        Kanvasaur sendiri menawarkan berbagai layanan yang dibutuhkan untuk melaksanakan growth hacking, mulai dari search engine optimization (SEO), brand development dan brand marketing, business intelligence, creative production, digital marketing, sampai ke website juga product development.

        Lebih rinci, Co-founder Kanvasaur lainnya Lutfhi Eryando mengatakan ada lima tahapan yang dilakukan oleh Kanvasaur untuk membantu perusahaan mengembangkan berbagai kegiatannya secara menyeluruh.

        Pertama adalah acquisition, pada tahap ini pihaknya akan membantu perusahaan untuk mengenalkan produknya kepada pelanggan. Kedua adalah activation, yaitu proses untuk memberikan pengalaman pelanggan saat mencoba layanan atau produk untuk pertama kali. etiga, retention, yakni mencari cara untuk membuat pelanggan kembali menggunakan produk dan layanan yang ditawarkan. Baca Juga: Rekomendasi Edisi Google Workspace yang Cocok untuk Bisnis

        “Keempat, referral, kita paham betul bahwa word-of-mouth adalah salah satu cara terbaik untuk memperkenalkan sebuah produk, oleh karenanya kita harus memikirkan bagaimana caranya agar pelanggan kita mau memberi tahu orang lain terkait produk dan layanan yang kita tawarkan. Terakhir adalah revenue, karena tujuan setiap bisnis adalah mendapatkan revenue, sehingga yang kita lakukan adalah memonetisasi kegiatan bisnis yang dilakukan,” tutup Luthfi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: