CEO Kaiko: Tindakan Keras AS Bisa Bikin Pusat Gravitasi Kripto Pindah ke Hong Kong
CEO Kaiko, penyedia data pasar kripto institusional berbasis di Paris, Ambre Soubiran dalam sebuah pembicaraan bersama dengan The Wall Street Journal pada 1 April lalu menyampaikan bahwa tindakan keras pemerintah AS terhadap kripto secara tidak langsung dapat membantu Hong Kong mencapai tujuannya untuk menjadi pusat kripto utama global.
Dilansir dari Cointelegraph pada Selasa (4/4/2023), Ambre menyampaikan bahwa pendekatan dingin pemerintah AS terhadap regulasi kripto pada akhirnya mendorong pusat gravitasi kripto bergeser ke Hong Kong.
AS telah berada di garis depan sektor kripto selama beberapa waktu, namun dengan pendekatannya saat ini terhadap industri kripto, para pemain termasuk perusahaan, pengembang, dan investor kripto akan berkumpul ke tempat lain yang lebih ramah kripto.
Baca Juga: Bank Inggris Menolak Klien Kripto
"Amerika Serikat telah menjadi lebih ketat akhir-akhir ini pada kripto dan Hong Kong memiliki pengaturan dengan cara yang lebih menguntungka [...] jelas akan menggeser pusat gravitasi perdagangan aset kripto dan investasi lebih ke arah Hong Kong," ujar Ambre.
Dapat dilihat bahwa pemerintah AS menjadi lebih agresif terhadap kripto sejak runtuhnya FTX pada November 2022 di mana Senator Elizabeth Warren bahkan baru-baru menyatakan bahwa mereka tengah membangun "pasukan anti-kripto". Hal ini tentu berbeda dengan gerakan atau langkah yang dilakukan oleh Hong Kong.
Dalam upaya untuk mengejar klien mereka, Ambre juga mengungkapkan bahwa pada pertengahan Maret Kaiko ingin memindahkan kantor pusat unit Asia-Pasifiknya dari Singapura ke Hong Kong sebagai tanggapan atas sikap ramah kripto yang ditunjukkan oleh Hong Kong.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: