Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Gandeng Sektor Baru di Kuartal I, Atome Fokus Pada Perluasan Ekosistem

        Gandeng Sektor Baru di Kuartal I, Atome Fokus Pada Perluasan Ekosistem Kredit Foto: Atome
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Atome, sebagai salah satu layanan belanja sekarang bayar nanti (pay later) pada akhir tahun 2022, mencatat setidaknya 700 merchant telah bergabung dalam ekosistem perusahaan dan lebih dari 10,000 toko offline yang bekerja sama juga tersebar di seluruh Indonesia. 

        Akuisisi merchant Atome berkembang cukup masif melihat sektor pay later di Indonesia yang berdasarkan laporan Business Wire diprediksi akan terus tumbuh stabil dengan pertumbuhan tahunan sebesar 44,4 persen dari tahun 2022 - 2028. 

        General Manager Atome, Rizki Fadhilla, mengatakan potensi pasar yang sangat besar membuat pihaknya termotivasi untuk terus memperluas penetrasi bisnis, terutama menjangkau lebih banyak sektor di Indonesia. 

        “Hingga kuartal 1 - 2023, kami mencatat penambahan sekitar 135 merchant baru bergabung dengan lebih dari 600 outlet bekerja sama dengan layanan pay later dari Atome. Peningkatan angka ini datang dari merchant baru di sektor otomotif, olahraga dan home appliance,” kata Rizki dalam acara buka puasa bersama, di Jakarta, Selasa (4/4/2023). 

        Baca Juga: Siap Perluas Layanan Finansial di Indonesia, Atome Tunjuk General Manager Baru

        Tidak hanya itu, Rizki juga melihat bahwa sektor pay later saat ini semakin diminati oleh masyarakat lantaran banyak dari mereka menuntut pengalaman belanja yang lebih terintegrasi dengan tingkat kenyamanan dan personalisasi yang lebih tinggi. Pertumbuhan bisnis ini sendiri tidak terlepas dari kondisi dan gaya hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif, seperti yang pernah disebutkan dalam data riset dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) di tahun 2022. 

        "Kami merujuk pada data riset CELIOS di tahun lalu yang menyebutkan jika konsumsi rumah tangga di Indonesia masih besar atau mencapai 57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), oleh karena itu metode pay later masih akan menarik perhatian masyarakat Indonesia. Disinilah Atome hadir menjawab kebutuhan masyarakat dari semua sektor," ujar Rizki. 

        Lebih lanjut, Rizki menambahkan bahwa penetrasi bisnis Atome juga didukung oleh besarnya minat para merchant yang bergabung dalam ekosistem Atome. Data terbaru dari Deloitte menunjukkan bahwa peritel atau merchant mulai banyak menggandeng sejumlah pemain pay later dikarenakan mereka telah merasakan sejumlah manfaat seperti peningkatan bisnis dan kemudahan transaksi belanja bagi konsumennya. 

        “Sebagai penyedia layanan pay later, Atome tidak hanya ingin menjangkau lebih banyak pengguna dan merchant, namun juga memastikan bahwa masyarakat dapat menikmati sejumlah kemudahan terutama dalam mengatur keuangan saat transaksi belanja menggunakan Atome. Ini juga menjadi langkah kami dalam memperluas dan meningkatkan angka literasi keuangan di seluruh lapisan masyarakat,” tutup Rizki. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: