Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies Beda Sendiri, Tujuan Majunya Ganjar dan Prabowo Disoroti: Demi Amannya Proyek Jokowi

        Anies Beda Sendiri, Tujuan Majunya Ganjar dan Prabowo Disoroti: Demi Amannya Proyek Jokowi Kredit Foto: Detik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pengamat Politik Universitas Jember Dr Muhammad Iqbal menyoroti tiga tokoh dengan elektabilitas tinggi jelang Pilpres 2024.

        Tiga tokoh tersebut yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto. Menurutnya ketiga tokoh ini memiliki keunikan masing-masing.

        Baca Juga: Tantang Langsung Prabowo Hingga Anies Baswedan, Ganjar Pranowo: Mari, Kita Ciptakan Perdebatan Menarik

        Ganjar menurutnya bisa beduet dengan Prabowo, hal ini dapat terjadi karena kedekatan keduanya dengan Joko Widodo alias Jokowi.

        "Kemungkinan bisa terjadi duet Ganjar dengan Prabowo karena Presiden Joko Widodo di hari Lebaran di Solo menyebut nama Prabowo bisa saja menjadi cawapres Ganjar, tentu jika Prabowo rela downgrade dirinya jadi wapresnya Ganjar," katanya, Senin (24/4/2023).

        Namun bisa saja terjadi duel antara Ganjar dengan Prabowo karena muncul realitas politik dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang akhirnya memutuskan Ganjar sebagai capres PDIP, padahal Presiden Jokowi lebih sreg menyebut Prabowo sebagai presiden penerusnya.

        Selain itu, lanjut dia, posisi duel atau duetnya Ganjar dan Prabowo juga ditentukan oleh apakah laju elektoral Anies Baswedan makin tak terbendung atau kian merosot jelang Pemilu 2024.

        Baca Juga: Ganjar Pranowo Dimajukan, Syukurnya Kubu Anies Baswedan: Ada Lawan Tanding!

        "Jika pada momentum bulan-bulan menjelang pendaftaran capres pada 19 Oktober 2023, elektabilitas Anies makin menguat dan terus mengancam posisi capres PDIP dan Gerindra itu, maka sangat mungkin terjadi duet Ganjar-Prabowo melawan Anies," tuturnya.

        Namun, sebaliknya, jika elektabilitas Anies kian merosot dan dianggap bukan lagi ancaman, maka kontestasi pilpres akan diwarnai 'drama' duel Ganjar dan Prabowo.

        "Kalau saya membaca, apapun arah duet atau duel antara Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024 itu sejatinya tidak ditujukan untuk membangun kematangan esensi demokrasi, tapi lebih condong pada politik transaksional untuk semata meraih jabatan kekuasaan atau mengamankan pembangunan proyek strategis nasional Presiden Jokowi," katanya.

        Baca Juga: Miliki Bekingan Jokowi, Modal Ganjar Pranowo Lawan Anies Baswedan Disoroti: Jabatan Strategis Hingga Restu Megawati

        Pakar komunikasi itu mengatakan indikator esensi demokrasi adalah untuk menciptakan keadilan sosial dan supremasi penegakan hukum dan indikator lain adalah terbentuknya proses check and balances melalui kekuatan oposisi di parlemen, menguatnya pelembagaan antikorupsi dan pelindungan pada keadilan HAM, lingkungan dan kebebasan kritik masyarakat sipil.

        "Dua periode pemerintahan Jokowi terbukti oleh sejumlah laporan lembaga nasional dan internasional, mengalami kemerosotan indeks pada sejumlah indikator tersebut," katanya.

        Misalnya masifnya persekusi, kriminalisasi dan ketidakadilan penegakan hukum serta maraknya pembungkaman kritik dari masyarakat. Parahnya lagi, nyaris tidak terjadi kekuatan oposisi parlemen setelah Jokowi membentuk koalisi besar partai politik di parlemen dengan menawarkan posisi kekuasaan di kabinet pemerintahan.

        "Maka, arah duet atau duel antara Ganjar dan Prabowo sejatinya hanyalah strategi transaksional politik untuk melanggengkan status quo," ucap pengajar ilmu Hubungan Internasional FISIP Unej itu.

        Baca Juga: Jadi Rival 3 Kandidat Capres Terkuat di 2024, Berapa Harta Kekayaan Anies, Ganjar, dan Prabowo?

        Ia mengatakan pada konteks itulah tesis ilmuwan politik Universitas Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt menjadi penting menandai lonceng kematian demokrasi Indonesia karena para elit politik kekuasaan secara perlahan merobohkan sendi, esensi dan proses demokrasi untuk melanggengkan kekuasaan mereka.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: