Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sudan Selatan dan Negara-negara Afrika Lain Jadi Tempat Penampungan 10.000 Orang dari Sudan

        Sudan Selatan dan Negara-negara Afrika Lain Jadi Tempat Penampungan 10.000 Orang dari Sudan Kredit Foto: AP Photo/Ashraf Idris
        Warta Ekonomi, Khartoum -

        Lebih dari 10 ribu orang yang melarikan diri dari konflik di Sudan telah tiba di negara tetangga Sudan Selatan. Mereka harus mengungsi karena pertempuran pecah pada pertengahan April antara tentara dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).

        Para pengungsi dilaporkan telah tiba di kota perbatasan Renk di negara bagian Upper Nile dan Aweil North County di negara bagian Bahr El Ghazal Utara. Pejabat setempat di Renk Kak Padiet menggambarkan arus masuk itu mengkhawatirkan

        Baca Juga: Jeda Perang Sudan Dimanfaatkan Banyak Negara buat Evakuasi, Indonesia Gak Mau Ketinggalan

        “Tiga perempat dari pendatang adalah orang Sudan Selatan, sedangkan sisanya adalah orang Sudan, Eritrea, Kenya, Uganda, dan Somalia,” kata Padiet dikutip dari Anadolu Agency.

        Padiet mendesak pemerintah negara bagian dan nasional untuk campur tangan dalam mengatasi kondisi kemanusiaan para pengungsi.

        “Pada Minggu (23/4/2023) saja, kami menerima 3.000 orang, dan pada Sabtu (22/4/2023) sekitar 6.500 orang datang dan banyak orang masih dalam perjalanan. Sekarang mereka berhenti datang karena (masalah) transportasi," ujarnya.

        “Pada Minggu, saya berada di perbatasan, dan kami juga menerima 15 orang Kenya, 15 orang Somalia, 15 orang Uganda, dan 65 orang Eritrea. Ini jumalh yang datang kemarin dari Sudan. Kami telah membawa mereka ke ladang minyak Paloch untuk diangkut ke Juba,” kata Padiet.

        Padiet mendesak lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung orang-orang ini karena tidak ada yang membantu mereka dengan air, makanan, dan tempat tinggal. Dia mengatakan jumlah mereka besar dan orang-orang di perbatasan tidak dapat menghitung dan memberikan angka yang akurat.

        Juru bicara di kantor komisaris daerah Aweil North County Kuot Dau mengatakan, telah menerima banyak sekali orang yang kembali dan pengungsi. Dia menyatakan, tidak ada jaringan seluler tempat mereka menetap dan tidak mengetahui jumlah pasti.

        Dau menyatakan otoritas kabupaten akan melakukan perjalanan ke daerah perbatasan itu untuk mengetahui jumlah pasti orang yang telah masuk. Beberapa media melaporkan, bahwa sekitar 5.000 orang telah mencapai Aweil North County tetapi Dau mengatakan, jumlahnya sangat besar dan sekarang jumlahnya akan lebih besar dari itu.

        Salah seorang yang kembali mengatakan dia berjalan selama 10 jam dari tempat tinggalnya di Khartoum untuk mendapatkan transportasi ke kota perbatasan Renk.

        “Tidak mudah bagi saya untuk mencapai Sudan Selatan. Saya benar-benar menderita. Namun alhamdulillah, salah satu teman saya membantu saya. Dia membayar transportasi saya dan saya berhasil mencapai Sudan Selatan dengan selamat," ujar pengungsi itu.

        Baca Juga: Ternyata Ini yang Dilakukan China Saat Tahu Situasi di Sudan Semakin...

        Dia mengatakan, mereka yang tidak bisa berjalan sejauh itu terjebak dan tidak yakin kapan mereka bisa mencapai Sudan Selatan. Banyak orang menghabiskan waktu berhari-hari bepergian ke perbatasan dan orang-orang benar-benar menderita di sana.

        Pejabat Menteri Luar Negeri Deng Dau Deng Malek mengatakan, ada lebih dari sejuta warga Sudan Selatan yang tinggal di Sudan.

        “Ada kebutuhan mendesak sekarang saat kami berbicara untuk mendukung pemerintah Negara Bagian Upper Nile, Kabupaten Renk. Mereka membutuhkan bahan bakar. Mereka butuh mobil, orang di Khartoum dan tempat lain, dan mereka butuh uang,” ujarnya.

        Malek menyatakan, pemerintah mengevaluasi risiko dan keselamatan dan melihat tidak ada masalah bagi warga Sudan Selatan untuk datang melalui jalan karena bukan bagian dari pertempuran itu.

        "Kami sedang berbicara dengan semua pihak untuk kembali ke meja perundingan,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: