Tak Usah Ngaku Merakyat, Anies Hingga Ganjar Sama-sama Dibekingi Oligarki: Kampanye Itu Perlu Biaya!
Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi buka suara terkait dengan persaingan antara pendukung dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Dirinya mengatakan keduanya tak usah berebut citra siapa yang paling merakyat dan siapa yang dibekingi oleh pengusaha.
Menurutnya, kedua politikus senior tersebut pasti harus mendapatkan biaya, dan sumbernya tersebut bisa dari pengusaha.
"Itu untuk bahan kampanye, bahwa si A disupport oleh rakyat jelata, si B disupport oleh pengusaha," ujar Teddy kepada wartawan, Selasa (25/4).
Teddy mengatakan tidak perlu berebut pesona paling sederhana.
Apalagi sampai disebut paling di-support oleh rakyat, karena capres menurut UU Pemilu memang boleh mendapatkan sumbangan dari pengusaha.
Baca Juga: Pengamat Sebut Cawapres Ganjar Pranowo akan Berasal dari NU, Ternyata Dia…
Dia menyebut untuk setiap perusahaan, bisa menyumbangkan dana ke Capres maksimal Rp 25 milliar, untuk perseorangan maksimal Rp 2,5 milliar.
"Bohong jika ada capres yang tidak melakukan hal ini, karena ini sah. Pilpres tentu perlu biaya untuk kampanye," katanya.
Namun, Jubir Partai Garuda itu menuturkan yang seharusnya diangkat dalam berbalas pantun adalah, apa keunggulan capres yang didukung, bukan malah berebut membuat drama paling merakyat.
"Kenapa ukuran lawan berat di pilpres hanya diukur dengan dana kampanye? Kalau ukurannya hanya itu saja, ini kita mau mengadakan pemilihan presiden atau pemilihan pengusaha paling kaya?" pungkas Teddy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: