Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Prabowo Disindir Tak Pernah Menang, Politikus Gerindra Balas Omongan Politikus PDIP: Orang Angkuh Bakal Kalah, Biasa Itu

        Prabowo Disindir Tak Pernah Menang, Politikus Gerindra Balas Omongan Politikus PDIP: Orang Angkuh Bakal Kalah, Biasa Itu Kredit Foto: Suara.com
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Politisi PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu menyinggung Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, saat hadir dalam rilis hasil survei Poltracking Indonesia bertajuk peta elektoral Pemilu 2024 pada Jumat (28/4/2023).

        Adian menyebut Prabowo beberapa kali menjadi calon presiden, tetapi selalu alami kekalahan. Ia mengaku jika pihaknya tidak takut apabila Ganjar Pranowo berhadapan dengan Prabowo sebagai sesama capres. Diketahui, elektabilitas Ganjar berada di bawah Prabowo dalam survei Poltracking Indonesia.

        Baca Juga: Tidak Bermaksud Angkuh, Politikus PDIP Minta Lawan Seimbang bagi Ganjar Pranowo: Prabowo Mah Gak Pernah Menang!

        "Bagaimana kita mau takut atau kita khawatir, kalau melawan Prabowo yang berkali-kali kalah. Prabowo belum pernah punya pengalaman menang, pengalamannya kalah terus," kata Adian.

        "Sebenarnya enggak menyenangkan buat kita bertanding dengan orang yang berkali-kali kalah. Kayanya gimana gitu, enggak asik gitu lho. Ndre, sorry Ndre," sambung Adian, berbicara kepada politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade.

        Menanggapi hal itu, Andre pun tersulut dengan membalas pernyataan Adian jika orang angkuh akan kalah. Andre kemudian menyinggung Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln yang kalah 20 kali sampai akhirnya bisa menang dalam pemilu.

        "Orang angkuh bakal kalah, biasa itu. Mungkin enggak baca sejarah. Lincoln itu kalah 20 kali, yang ke-21 itu menjadi presiden Amerika," kata Andre balas Adian.

        Adian yang mendengar hal itu, membalas ucapan Andre dengan mengatakan, Ganjar butuh lawan yang sepadan. "Kita butuh lawan yang juga pernah menang gitu loh. Kalau lawan yang kalah terus enggak greget gitu loh Ndre," katanya.

        "Enggak apa-apa, mungkin ada yang angkuh dan sombong ya enggak apa-apa," balas Andre.

        Adian mengatakan, Ganjar dibandingkan dengan Prabowo menurutnya tidak apple to apple. Menurutnya, tidak akan menjadi tontonan yang menarik jika kedua tokoh tersebut bertanding di Pemilu 2024.

        Andre membalas lagi dengan mengungkit jasa Prabowo yang banyak mengantarkan figur menang dalam pertarungan Pemilu. Misalnya, kala Joko Widodo atau Jokowi berpasangan dengan Ahok atau Basuki Tjahja Purnama bisa menang di Pilkada DKI 2012 lalu.

        Kemudian Andre juga mengungkit jasa Prabowo yang berhasil mengantarkan Anies Baswedan juga menang di Pilkada DKI 2017. Atas dasar itu, Andre meyakini roda nasib akan berputar dan Prabowo bisa menang di Pilpres 2024.

        Adian kemudian balas lagi pernyataan Andre, dengan mengatakan, proses pergiliran jabatan presiden itu akan diserahkan dari Jokowi kepada Ganjar. Prabowo juga kembali disindir Adian bahwa Prabowo memang punya kemampuan memenangkan orang, tetapi tidak memenangkan dirinya sendiri.

        "Ini sudah giliran Ndre dari dari Jokowi ke Ganjar. Artinya bahwa proses proses pergantian itu terjadi dan tidak bicara Jokowi ketiga periode toh, itu pertama," tuturnya. "Terus kedua mungkin Prabowo punya kemampuan memenangkan orang, tapi tidak punya kemampuan memenangkan dirinya," sambungnya.

        Perdebatan itu pun terus berlanjut. Andre bahkan menyindir deklarasi pencapresan Ganjar yang dilakukan oleh Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputeri. Menurut Andre, deklarasi dilakukan H-1 Lebaran lantaran PDIP merasa panik.

        "Tapi pasti deklarasi Bu Mega satu hari sebelum Lebaran itu menunjukkan paniknya PDI Perjuangan melihat hasil survei Indikator itu yang menyatakan Pak Prabowo unggul hampir 5% ya dan juga Gerindra sudah memepet habis PDIP," tuturnya.

        Lebih lanjut, Adian menanggapi dan menyanggupi jika nantinya PDIP bertarung dengan Gerindra dan dalam konteks Pilpres Ganjar berhadapan dengan Prabowo. "Kalau kemudian Andre melihatnya sebagai kompetisi partai, PDIP dan Gerindra ini kita lihat hasil perolehan pileg. Kalau kemudian kita bicara capres ya kita bicara Ganjar dan Prabowo," ujar Adian.

        Sampai akhirnya perdebatan ini pun berakhir. Andre merasa adanya perdebatan ini terjadi lantaran pimpinan partainya dihina.

        "Saya kan menjawab karena menyerempet dan menghina pimpinan saya gitu lho. Kami Gerindra Pak Prabowo mengajarkan untuk menghormati lawan, tapi kami tidak pernah takut kalau menghadapi tantangan siapa saja," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: