Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tepis Hoaks Prabowo Jadi Cawapres, Gerindra: Ada yang Panik, Masak Survei Nomor 1 Cawapres?

        Tepis Hoaks Prabowo Jadi Cawapres, Gerindra: Ada yang Panik, Masak Survei Nomor 1 Cawapres? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Andre Rosiade menegaskan Partai Gerindra akan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024. Andre mengatakan, jika ada narasi yang mendorong Prabowo sebagai calon wakil presiden adalah hoaks.

        "Kalau ada narasi yang dibangun Prabowo jadi cawapres itu narasi-narasi hoaks, mungkin ada para pihak yang panik yang ingin Prabowo jadi cawapres saja," ujar Andre dalam Survei Nasional Poltracking Indonesia.

        Baca Juga: Survei Terbaru SMRC: Pemilih Kritis Pilih Ganjar 20,8 Persen, Prabowo 15,8 Persen dan Anies 11,4 Persen

        Andre menegaskan, keputusan mengusung Prabowo sebagai capres merupakan mandat dari rapat pimpinan nasional (Rapimnas) Gerindra pada 2022 lalu.

        "Kami sami'na waata'na. Bahkan tadi malam kita gelar rapat koordinasi nasional dihadiri oleh Dewan Pembina Dewan Penasihat dan DPD Gerindra se-Indonesia, itu juga menjelaskan dan menegaskan seluruh Gerindra, sami'na waata'na antarkan Prabowo jadi capres," ujar Andre.

        Karena itu, Andre meminta pihak-pihak untuk tidak menarasikan Prabowo sebagai cawapres. Apalagi hasil survei Poltracking Indonesia mendapati elektabilitas Prabowo Subianto tertinggi mengalahkan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

        Dalam simulasi 20 nama capres, setelah koreksi isu U-20 tapi belum ada deklarasi Ganjar Pranowo, elektabilitas Prabowo teratas sebesar 28,8 persen, disusul Ganjar Pranowo 27,5 persen, lalu Anies Baswedan 19,3 persen, dan 17 nama lainnya di bawah 5 persen. Sedangkan di simulasi 10 nama, Prabowo unggul sebanyak 30,1 persen, Ganjar Pranowo 28,3 persen dan Anies Baswedan 20,4 persen dan nama lainnya di bawah 5 persen.

        "Jadi lupakan saja kalau ada, soal cawapres. Masak survei nomor 1 jadi cawapres, saya ingin tegaskan," ujar Andre.

        Koordinator Relawan Pemenangan Ganjar, Adian Napitupulu, mengaku tidak khawatir atas survei terbaru Poltracking. Apalagi, ia mengingatkan, sosok Prabowo sendiri sudah berkali-kali kalah dan belum pernah ada pengalaman menang.

        Ia merasa, tidak menyenangkan bagi PDIP maupun Tim Relawan Pemenangan Ganjar Pranowo bertanding dengan orang yang sudah berkali-kali kalah. Adian menekankan, mereka butuh lawan yang pernah ada pengalaman menang.

        Adian berharap, ada perbandingan yang memang apple to apple, sehingga ada pula pertarungan yang apple to apple. Ia berpendapat, pertarungan Ganjar kontra Prabowo kurang asik karena Prabowo belum pernah menang.

        "Mungkin Prabowo punya kemampuan memenangkan orang, tapi tidak punya kemampuan memenangkan dirinya. Tidak bermaksud angkuh, tidak bermaksud merendahkan, cuma bisa tidak kita dapatkan lawan yang seimbang," kata Adian, Jumat.

        Terlebih, ia mengingatkan, Poltracking sudah memberikan disclaimer kalau survei tidak cuma dilakukan seusai polemik Piala Dunia U-20. Tetapi, sebelum PDIP secara resmi mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres di 2024 nanti.

        Bahkan, jarak elektabilitas Prabowo yang 33,0 persen dengan Ganjar yang 31,1 persen terbilang sangat kecil. Padahal, survei tersebut dilakukan sebelum PDIP secara resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capresnya.

        Belum lagi melihat apa yang terjadi pada Anies Baswedan yang sempat naik seusai deklarasi. Artinya, deklarasi sangat signifikan dalam mendongkrak elektabilitas, termasuk elektabilitas Ganjar Pranowo usai diusung PDIP.

        Oleh karena itu, Adian tampak cukup santai menanggapi survei tersebut. Adian tampak santai pula menanggapi komentar panas politisi Partai Gerindra, Andre Rosiade, yang tidak terima Prabowo disebut tidak pernah menang.

        "Orang menang boleh bangga, bangga bukan sebuah keangkuhan. Tapi, ketika kita diadu dengan yang kalah berkali-kali itu sebuah kesombongan, kita harus diadu dengan yang sepantar," ujar Adian.

        Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada Kamis (27/4/2023) menegaskan bahwa dirinya akan maju sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang. Bahkan, Prabowo turut mengungkapkan kriteria-kriteria yang cocok menjadi cawapresnya nanti.

        Hal itu disampaikan usai Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Dewan Pembina, Penasehat, Pakar, DPP, DPD dan Fraksi Gerindra. Sekaligus, mengenalkan Iwan Bule, Mawardi Yahya, Al Ghazali dan El Rumi sebagai kader Gerindra.

        "Kriteria yang paling utama adalah dedikasi kepada rakyat," kata Prabowo, Kamis.

        Ia menerangkan, kriteria lain cawapresnya dilihat dari komitmen sosok tersebut. Mulai dari komitmen kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kepada Bhineka Tunggal Ika.

        Kemudian, Prabowo menuturkan, kriteria cawapres yang nantinya cocok sebagai pendamping dilihat kapasitas dari sosok tersebut. Prabowo mengaku akan melihat pula kredibilitas dan integritas cawapresnya.

        Selain itu, Prabowo turut memperhatikan elektabilitas dari tokoh-tokoh yang akan dipilihnya sebagai cawapres. Yang mana, dirasa akan memberi bantuan bagi Prabowo meraih suara memenangkan Pilpres 2024 mendatang.

        "Kapasitas, kemudian kredibilitas dan integritas, dan hasil surveinya lumayan," ujar Prabowo.

        Pada Jumat (28/4/2023) malam Prabowo menerima silaturahim dari Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar. Pertemuan tersebut digelar untuk menyampaikan perkembangan terbaru terkait situasi politik terkini.

        "Jadi kita update perkembangan dan saling menyampaikan pikiran-pikiran dan kesimpulannya kita sangat solid. Kita sangat optimis, karena kita setulus-tulusnya, seikhlas-ikhlasnya kita ingin berbakti kepada rakyat kita," ujar Prabowo di kediamannya, Jakarta.

        Partai Gerindra dan PKB disebutnya sudah selayaknya kawan sejati. Pertemuan hari ini juga menjadi ajang silaturahim Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dalam rangka Hari Raya Idul Fitri 1444 H.

        "Saya terima kasih dan kita gunakan kesempatan ini, karena kita sudah cukup lama ya tidak jumpa ya? Berapa (lama tak bertemu)? Ada 10 hari? Dua minggu. Kalau untuk kawan sejati itu, dua minggu lama kalau tidak ketemu," ujar Prabowo.

        Muhaimin mengatakan, pertemuan ini merupakan wujud komitmen PKB dan Partai Gerindra dalam berkoalisi. Kerja sama politik keduanya juga terus solid dalam menghadapi Pilpres 2024.

        "Kekuatan koalisi yang semakin baik dan semoga mengajak partai-partai lain untuk semakin bersama-sama bersama Gerindra dan PKB menyongsong Pemilu 2024," ujar Muhaimin.

        "Kita yakin dan optimis akan terus bersama-sama partai-partai yang bergabung dan InsyaAllah ke depan kita akan bekerja lebih keras lagi. Agar koalisi ini sampai pada pilpres dengan hasil kemenangan yang kita harapkan," sambung Wakil Ketua DPR itu.

        Survei Poltracking Indonesia pada Jumat (28/4/2023) merilis hasil survei yang menyatakan pasangan Prabowo Subianto-Erick Thohir unggul dengan perolehan elektabilitas sebesar 32,7 persen dalam simulasi Pilpres 2024. Survei terbaru Poltracking Indonesia digelar pada 9-15 April 2023.

        "Prabowo Subianto-Erick Thohir 32,7 persen, Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil 30,2 persen, Anies Baswedan-Khofifah Indar Parawansa 20,2 persen," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia Hanta Yuda AR di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

        Hanta mengungkapkan, bahwa Poltracking Indonesia melakukan empat simulasi terhadap tiga pasangan bakal calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Dalam simulasi pertama, pasangan Prabowo Subianto-Erick Thohir memperoleh angka elektabilitas 32,7 persen, diikuti perolehan elektabilitas Ganjar Pranowo-Ridwan Kamil 30,2 persen dan Anies Baswedan-Khofifah Indar Parawansa 20,2 persen.

        Kemudian, pada simulasi kedua, pasangan Prabowo Subianto-Airlangga Hartarto meraih elektabilitas 28,8 persen, sedangkan Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno mendapat 28,3 persen danAnies Baswedan-Chairul Tanjung memperoleh 19,7 persen. Simulasi ketiga, pasangan Ganjar Pranowo-Erick Thohir memperoleh elektabilitas 30,4 persen, sementara Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar mendapat 30,2 persen dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono mencapai 20,3 persen.

        Terakhir, simulasi keempat, pasangan Prabowo Subianto-Erick Thohir mendapat 30,3 persen, sedangkan Ganjar Pranowo-Sandiaga Uno meraih 28,4 persen dan Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono memperoleh 21,9 persen.

        "Anies kami buat simulasi bergantian antara Khofifah, AHY, dan Chairul Tanjung. Kemudian Ganjar dengan Ridwan Kamil, Sandiaga Uno dan Erick Thohir. Prabowo dengan Airlangga, Erick Thohir dan Muhaimin Iskandar. Jadi ada tiga (bakal) cawapres yang kami pilih untuk dipasangkan ke tiga (bakal) capres," ujarnya.

        Dalam temuan survei nasional ini, Poltracking Indonesia menggunakan metodologi dengan populasi survei warga Indonesia yang sudah memiliki hak pilih atau berusia lebih dari 17 tahun atau sudah menikah. 

        Metode sampel menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah sampel 1.220 responden, margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Adapun survei tersebut dilakukan dengan wawancara tatap muka langsung dengan responden terpilih pada Februari, Maret, dan April 2023.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: