Usianya Baru 25 Tahun, Alexandr Wang Jadi Miliarder Termuda di Dunia
CEO dan pendiri perusahaan Scale AI, Alexandr Wang, tumbuh besar di bawah bayang-bayang Lab Nasional Los Alamos New Mexico, situs rahasia tempat Amerika Serikat mengembangkan bom atom pertamanya selama Perang Dunia II.
Orang tuanya adalah fisikawan yang mengerjakan proyek senjata untuk militer. Sekarang dia juga melakukannya: Perusahaan Wang yang berusia enam tahun dan bermarkas di San Francisco itu telah menandatangani tiga kontrak senilai hingga USD110 juta (Rp1,6 triliun) untuk membantu Angkatan Udara dan Angkatan Darat Amerika menggunakan kecerdasan buatan (AI).
Wang, baru berusia 25 tahun dan ini sangat mengesankan.
Melansir Forbes India di Jakarta, Jum'at (5/5/23) teknologi Scale menganalisis citra satelit jauh lebih cepat daripada analis manusia untuk menentukan seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan oleh bom Rusia di Ukraina. Ini berguna tidak hanya untuk militer. Lebih dari 300 perusahaan, termasuk General Motors dan Flexport, menggunakan Scale.
Scale dimulai Wang ketika dia berusia 19 tahun untuk membantu perusahaan mendulang aliran informasi mentah yang berisi jutaan dokumen pengiriman atau cuplikan mentah dari mobil tanpa pengemudi.
“Setiap industri memiliki data dalam jumlah besar,” kata Wang. “Tujuan kami adalah membantu mereka membuka potensi data dan memperkuat bisnis mereka dengan AI.”
Putaran pendanaan senilai USD325 juta (Rp4,7 triliun) tahun lalu menghasilkan pendapatan sekitar USD100 juta (Rp1,4 triliun), menjadikan perusahaan bernilai sebesar USD7,3 miliar (Rp107 triliun).
Oleh karena itu, diperkirakan 15 persen saham Wang bernilai USD1 miliar (Rp14 triliun), menjadikannya miliarder termuda di dunia. Wang membuat kekayaannya sendiri.
Saat masih menjadi seorang anak, Wang adalah ahli matematika yang berkompetisi di kompetisi coding nasional. Pada usia 17 tahun, dia bekerja penuh waktu membuat kode di situs tanya jawab Quora, di mana dia bertemu dengan salah satu pendiri Scale, Lucy Guo.
Dia berbelok ke MIT untuk mempelajari pembelajaran mesin dan memulai Scale dengan Guo pada musim panas setelah tahun pertamanya dengan investasi dari Y Combinator.
“Saya memberi tahu orang tua saya bahwa itu hanya akan menjadi hal yang saya lakukan selama musim panas,” kata Wang. “Jelas, saya tidak pernah kembali ke sekolah.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: