NasDem Seolah Tak Dianggap di Kabinet, Rocky Gerung: Jokowi Gelisah Tunggu Keputusan Surya Paloh!
Ketua Umum NasDem Surya Paloh dalam pertemuannya dengan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada Jumat (5/5/2023) lalu mengungkapkan kegelisahannya terkait dengan sikap Presiden Jokowi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Menurutnya, Jokowi terlalu ikut campur alias cawe-cawe dalam mendukung calon presiden (Capres) tertentu.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh mengklaim bahwa hubungannya dengan Presiden Joko Widodo saat ini sedang renggang. Bahkan Surya Paloh menyatakan bahwa NasDem seolah tidak dianggap di dalam kabinet.
Pengamat politik Rocky Gerung menyatakan bahwa hal ini diduga disebabkan oleh langkah NasDem yang mencapreskan Anies Baswedan tanpa berbicara terlebih dahulu dengan Jokowi.
Baca Juga: Jokowi Cawe-cawe ke Capres, Rocky Gerung: NasDem Terlalu Arogan Ambil Keputusan dalam Pencapresan
“Kita tunggu sepertinya dari awal kepastian dari NasDem mau ada di dalam atau di luar (kabinet), jadi simpulkan saja bahwa NasDem tidak diperlukan lagi oleh Jokowi. Jadi kalau Surya Paloh minta waktu ketemu dengan Jokowi, sekaligus bawa surat pengunduran diri. Hal-hal semacam ini yang di dalam politik Indonesia kenapa mesti ragu-ragu lagi, kan semua sinyal mengarahkan bahwa Jokowi tidak suka dengan Anies,” kata Rocky Gerung, dikutip dalam kanal Youtube-nya pada Senin (8/5/2023).
Ia kemudian mengatakan bahwa saat ini Jokowi sedang ‘gelisah’ menunggu keputusan Surya Paloh apakah NasDem tetap berada di dalam koalisi pemerintah atau memutuskan untuk keluar.
“Jadi yang gelisah itu bukan NasDem-nya, tetapi Jokowi juga gelisah menunggu keputusan dari Surya Paloh. Surya Paloh sebagai orang yang terlatih dalam permainan taktik, dia tahu kapan mesti mengucapkan itu. Dia tahu dia nanti akan dihubungi oleh orang istana,” jelasnya.
Oleh karena itu, ia dengan yakin mengatakan bahwa Jokowi sebenarnya ingin NasDem mengusungkan calon presiden lain selain Anies Baswedan.
“Sekarang orang-orang mulai menilai bahwa jangan-jangan Jokowi menginginkan NasDem mengusungkan calon presiden tapi bukan Anies. Dari awal NasDem yang bilang kalau mereka punya tiga calon presiden, yaitu Anies, Ganjar, dan Andika. Itu semua ada di dalam kartunya Surya Paloh," ujarnya.
Rocky Gerung menyatakan bahwa cawe-cawe kepada calon presiden ini menandakan bahwa Jokowi resah dan tidak percaya diri dalam mempertahankan pengaruhnya usai masa jabatannya selesai pada tahun 2024 nanti.
“Kalau dia (Jokowi) sebut Anies tidak ada apa-apanya, mestinya dia sudah tenang, engak cawe-cawe ke calon presiden lain. Jadi kalau Jokowi cawe-cawe, artinya Jokowi masih dibicarakan publik. Kenapa dia cawe-cawe, karena dia resah. Kenapa dia resah, karena dia enggak percaya diri,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia mengagumi psikologi politik Surya Paloh yang kuat dalam membaca situasi politik istana. Ia menjelaskan bahwa Surya Paloh mempunyai calon presiden yang kuat (Anies Baswedan) sehingga Jokowi ingin NasDem tetap berpihak kepadanya.
“Surya Paloh ini psikologi politiknya hebat, dia selalu tahu momen yang akan membuat dia diingat orang. Selain itu wataknya Surya Paloh itu kadang membuat orang merasa bahwa dia bisa melampaui ancaman yang diarahkan kepada dirinya. Penampilan publik Surya Paloh ini menjadi andalan dari Anies ternyata Surya Paloh masih mendukungnya,” tukasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti