Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Cawe-cawe ke Capres, Rocky Gerung: NasDem Terlalu Arogan Ambil Keputusan dalam Pencapresan

Jokowi Cawe-cawe ke Capres, Rocky Gerung: NasDem Terlalu Arogan Ambil Keputusan dalam Pencapresan Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Usai mengumpulkan enam ketua partai politik di di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Selasa (2/5/2023) lalu, banyak pihak yang menilai bahwa Jokowi terlalu ikut campur alias cawe-cawe dalam mendukung calon presiden (Capres) yang akan berkontestasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Pertemuan tersebut dihadiri oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, dan Plt Ketua Umum PPP M Mardiono. Namun, Ketua Umum NasDem Surya Paloh yang sebenarnya juga merupakan bagian dari koalisi pemerintahan tidak diundang dalam pertemuan tersebut.

Imbasnya, Ketua Umum Surya Paloh mengatakan bahwa hubungannya dengan Jokowi akhir-akhir ini sedang renggang. Surya Paloh kemudian menitipkan pesan kepada Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan pada Jumat (5/5/2023) lalu yang meminta agar Jokowi tidak cawe-cawe dalam mendukung calon presiden tertentu.

Baca Juga: ‘Tersinggung’ karena Capreskan Anies, Jokowi Politisasi Kasus Johnny Plate untuk Dekati NasDem?

Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan bahwa cawe-cawe Presiden Jokowi tersebut dilakukan karena ketidakjelasan status NasDem apakah masih bagian dari koalisi pemerintah atau tidak. Ia memandang bahwa NasDem terlalu arogan dalam mencapreskan Anies Baswedan tanpa berbicara  terlebih dahulu kepada Jokowi

“Tapi memang poinnya bagus, semacam communique (pernyataan resmi) berdua dengan Pak Luhut bahwa dia (Surya Paloh) tahu supaya jangan menggusur (dari kabinet). Pak Luhut maupun Pak Surya Paloh sama-sama menyetujui (bahwa) pemilu tetap jalan dengan pakem demokrasi. Tapi dalam operasi politik pasti istilahnya Anies atau NasDem itu terlalu arogan untuk mengambil jalan sendiri padahal dia ada di dalam kekuasaan,” kata Rocky Gerung, dikutip dalam kanal Youtube-nya pada Senin (8/5/2023).

Ia kemudian menegaskan bahwa kemungkinan besar Jokowi ‘tersinggung’ dengan keputusan radikal NasDem tersebut.

“Jadi NasDem mungkin berpikir kalau Anies yang dijagokan dan NasDem tahu bahwa Anies itu sudah menjadi selebriti politik. Jadi pertimbangan pragmatisnya ada di momentum situ. Tapi pertimbangan momentum ini membatalkan persepakatan etis di antara Jokowi dan Surya Paloh. Jadi publik juga mendeteksi bahwa NasDem memang mengambil langkah radikal. Kita tahu bahwa Jokowi enggak mungkin enggak tersinggung,” katanya.

Rocky Gerung kemudian mengatakan bahwa NasDem saat ini perlu menegaskan langkah politiknya apakah tetap bergabung dengan koalisi pemerintah atau tidak.

“Saya kira jalan keluarnya adalah NasDem pastikan dulu dia mau di kabinet apa enggak. Kalau dia mau di kabinet mungkin posisi Anies mesti diganti akhirnya, lalu berubah calon presiden dari NasDem. Itu yang mungkin terbaca oleh publik seolah-olah etika demokrasi ini akan dikedepankan, yaitu jangan halangi Anies,” jelasnya.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa cawe-cawe calon presiden tersebut buru-buru dilakukan Jokowi karena Ganjar Pranowo sudah lebih memihak Megawati dibandingkan dirinya.

“Pak Jokowi sebagai presiden, sebagai pemain ‘putih’, mulai ragu gimana caranya kalau pesaing-pesaing dari Anies itu akhirnya makin lama makin moncer (bersinar). Dan mungkin bagi Pak Jokowi moncernya diasuh oleh PDIP. Tapi Jokowi tentu juga punya lembaga survei yang bisa dia pakai untuk mencari keterangan apakah betul tiba-tiba dalam dua hari figur Ganjar itu bisa jadi moncer. Itu berarti Jokowi kalah lagi dari Bu Mega,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Rocky Gerung menyatakan bahwa saat ini Jokowi sedang gelisah dan bingung menunggu keputusan politik Surya Paloh.

“Kebingungan ini membuat presiden frustrasi sehingga mesti mengobok-obok lagi politik. Jadi terbaca bahwa problem Jokowi enggak selesai juga, setiap hari perubahan politik bisa berlangsung cepat,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: