Sebut Jika Mau Menang Capres Harus Baik ke Jokowi, Bahlil Kena Kritik: Endorsement Penjilat!
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mempunyai kunci penting dalam memenangkan calon presiden (capres) dalam ajang pemilihan tahun depan. Untuk itu, ia kemudian mengimbau agar calon presiden tidak berseberangan arah dengan Jokowi.
"Saya mau jujur ini, bagi capres-capres yang mau menang, maka baik-baiklah kalian dengan Bapak Presiden Jokowi, tapi kalau capres yang membikin antitesa dengan Pak Jokowi, ya silakan, hasilnya nanti juga akan ketahuan," kata Bahlil dalam diskusi yang digelar Lembaga Survei Indonesia (LSI), Rabu (3/5/2023).
Ia dengan yakin mengeluarkan pernyataan tersebut karena dilandasi data lembaga survei yang mengatakan bahwa tingkat kepuasan publik kepada kinerja Jokowi terbilang sangat tinggi.
Baca Juga: NasDem Seolah Tak Dianggap di Kabinet, Rocky Gerung: Jokowi Gelisah Tunggu Keputusan Surya Paloh!
Misalnya, lembaga survei Poltracking Indonesia menunjukkan bahwa tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin pada periode April 2023 mencapai tingkat 74,7 persen.
Pernyataan Bahlil tersebut kemudian dikritik oleh pengamat politik Rocky Gerung. Menurutnya, Bahlil tidak mempunyai kapasitas profil yang cukup dalam membujuk orang-orang untuk percaya pada survei tersebut.
“Tetapi harus jujur juga, profiling-nya Bahlil ini plus atau minus. Jadi orang yang profilnya rendah membujuk publik untuk percaya bahwa Presiden Jokowi profilnya tinggi, itu ajaib kan. Kalau Mahfud MD misalnya mungkin orang-orang percaya kalau dia jujur. Atau dari dalam misalnya Menteri PUPR bilang ‘kalau Anda mau jadi presiden, maka jangan jauh-jauh dari Jokowi’, itu mungkin orang bakal percaya,” kata Rocky Gerung, dikutip dalam kanal Youtube-nya pada Senin (8/5/2023).
Ia kemudian mengatakan bahwa pernyataan dan dukungan tersebut hanya upaya Bahlil dalam ‘menjilat’ Jokowi.
“Kalau Bahlil kan tukang tipu yang lucu aja kan, karena memang penampilan nya begitu. Jadi kalau orang ini kalau dia endorse (mendukung) seseorang justru orang berpikir bahwa potensi Anda untuk meng-endorse itu apa, penjilat kan akhirnya. Akhirnya publik merumuskan begitu bahwa endorsement (dukungan) Bahlil pada Jokowi adalah endorsement seorang penjilat,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: