Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bank Sentral Argentina Hentikan Mata Uang Kripto dari Aplikasi Pembayaran

        Bank Sentral Argentina Hentikan Mata Uang Kripto dari Aplikasi Pembayaran Kredit Foto: Indodax
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pada 4 Mei 2023, Bank Sentral Argentina melarang penyedia pembayaran dari penawaran transaksi kripto, yang dituduh untuk mengurangi paparan sistem pembayaran negara terhadap aset digital.

        Dikutip dari laman Cointelegraph pada Senin (8/5/2023), menurut pernyataan dari Otoritas Keuangan, penyedia pembayaran dilarang menawarkan atau memfasilitasi layanan kripto melalui aplikasi. Langkah ini membawa lembaga fintech dan keuangan berada di regulasi yang sama di negara tersebut. 

        “Penyedia layanan pembaran yang menawarkan akun pembayan [….] tidak boleh menawarkan atau memfasilitasi operasionalnya dengan aset digital, termasuk pula aset kripto, yang belum diregulasi oleh otoritas nasional berkompeten dan diotorisasi oleh Bank Sentral Republik Argentina,” ujar Otoritas setempat. Mata uang kripto belum diregulasi di Argentina, yang artinya bahwa seluruh token dan koin harus tunduk pada keputusan tersebut. 

        Baca Juga: Kazakhstan Kumpulkan Rp102 Miliar Pajak Penambangan Kripto pada 2022

        Masih belum jelas bagaimana tindakan tersebut akan berpengaruh pada industri kripto lokal. Media setempat melaporkan bahwa penyedia pembayaran menolak berkomentar terhadap keputusan tersebut.

        Dewan fintech Argentina mendesak bahwa pemerintah harus mempertimbangkan ulang keputusan tersebut, yang mengeklaim bahwa “hal tersebut dapat membatasi akses teknologi yang menawarkan ragam manfaat dan kesempatan terhadap masyarakat kita.” 

        Hiperinflasi kini mendorong adopsi kripto di Argentina. Pada April lalu, harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi dalam Argentina Peso (ARS), dengan nilai tukar BTC lebih dari 6,59 juta ARS–yang naik melebihi 100% year-to-date.

        Pada Maret lalu, inflasi negara tersebut melonjak 104,3% secara tahunan, menyusul lonjakan 102,5% pada bulan lalu, menurut data dari Badan Statistik Nasional setempat.

        Popularitas Bitcoin pada negara tersebut juga bertepatan dengan devaluasi peso Argentina, menurut laporan Cointelegraph. Mata uang kripto tersebut jatuh hampir 50% terhadap Dolar AS tahun lalu.

        Di tengah krisis ekonomi, bahkan beberapa warga negara Argentina mencari safe haven atau tempat aman untuk menyimpan kripto mereka. Desember lalu, San Luis, Provinsi di Argentina, mengizinkan penerbitan stablecoin sendiri yang berpatokan pada Dolar AS dan tersedia untuk semua penduduk dan dijamin 100% dengan aset finansial yang likuid.

        Chainanalysis atau analis chain kripto menemukan, lebih dari 30% konsumen Argentina menggunakan stablecoin sebagai transaksi pembayaran tiap hari, yang kemungkinan transaksinya adalah untuk transaksi ritel kecil di bawah US$1.000 atau setara Rp14 juta. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: