Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Analis: Bitcoin ‘Dikepung’ Koin BRC-20 karena Biaya Melonjak

        Analis: Bitcoin ‘Dikepung’ Koin BRC-20 karena Biaya Melonjak Kredit Foto: Kliring Berjangka Indonesia
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Adanya peningkatan biaya dan simpanan transaksi mengepung jaringan Bitcoin karena hadirnya standar "token" baru yang populer, menurut analis CryptoQuant.

        Dilansir dari laman Cointelegraph pada Kamis (11/5/2023), Axel Adler Jr, seorang analis dari perusahaan data kripto, menjelaskan bahwa pencetakan memecoin BRC-20 pada 9 Mei di blockchain BTC menyebabkan lonjakan permintaan ruang blok.

        Addler menambahkan, “tidak seperti standar token konvensional seperti Ethereum ERC-20, BRC-20 tidak menggunakan smart contract dan hanya beroperasi dengan dompet yang mendukung blockchain Bitcoin.”

        Baca Juga: Perdagangan Bitcoin Naik 80% di Bank DBS Berkat Kripto Runtuh pada 2022

        Menurut CryptoQuant, biaya rata-rata per transaksi meroket, melebihi US$16 atau Rp235.348 dan memuncak pada US$29 atau Rp426.568 pada 9 Mei.

        Data serupa dari Bitinfocharts juga melaporkan, adanya lonjakan biaya transaksi rata-rata yang mencatat adanya lompatan ke US$31 atau Rp455.986 pada 8 Mei dibanding dengan sehari sebelumnya sekitar US$19 atau Rp279.475.

        Pada 8 Mei, total biaya per blok untuk sementara melebihi bonus subsidi blok sebesar 6,25 BTC atau sekitar Rp2 miliar untuk pertama kalinya sejak 2017.

        Sedangkan pada 9 Mei, data Bitinfochart mencatat adanya rekor tertinggi baru sepanjang masa pada rata-rata pergerakan tujuh hari untuk jumlah transaksi Bitcoin, yang mencapai di puncak 534.000 transaksi.

        Namun, angkanya sebenarnya dapat lebih tinggi dari itu. Bitinfochart mencatat terdapat dua lonjakan lebih tinggi dari 600.000 transaksi harian bulan ini menggunakan nilai mentah (raw values). Pada 9 Mei, tercatat 598.000 transaksi blockchain BTC.

        Blockchain.com telah mengonfirmasi data yang melaporkan, rata-rata transaksi per blok juga berada di titik tertinggi sepanjang masa yakni 3.778 transaksi.

        Menurut Mempool Space, saat ini terdapat 400.000 transaksi belum dikonfirmasi yang tertunda di jaringan, sehingga backlog tidak dihapus. Hal ini membuat harga transaksi tetap tinggi.

        Pada 9 Mei, total kapitalisasi pasar token BRC-20 melampaui US$1 miliar atau Rp14 triliun, seperti dilansir dari Cointelegraph.

        Masalahnya menjadi sangat buruk, sehingga pengembang inti Bitcoin mempertimbangkan untuk mengambil tindakan terhadap token BRC-20 dan Ordinal, yang mereka anggap sebagai jaringan spam.

        Terlebih lagi, jumlah inskripsi atau prasasti Ordinal meningkat hampir dua kali lipat, dari 2,5 juta menjadi 4,78 juta hanya dalam waktu seminggu.

        Itu semua adalah kabar baik bagi para penambang kripto, karena profitabilitas, atau hash price, telah melonjak sebesar 66% sejak awal bulan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Nadia Khadijah Putri
        Editor: Rosmayanti

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: