Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anies-Luhut Debat soal Mobil Listrik, Rocky Gerung: Kalau Debat Isu Lingkungan Ganjar Pasti Gagap!

        Anies-Luhut Debat soal Mobil Listrik, Rocky Gerung: Kalau Debat Isu Lingkungan Ganjar Pasti Gagap! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Depok -

        Calon presiden Anies Baswedan mengkritik kebijakan subsidi yang dikucurkan pemerintah untuk pembelian mobil listrik. Kritik tersebut disampaikan Anies Baswedan saat pidato politik deklarasi relawan Amanat Indonesia (ANIES) di GBK Senayan, Jakarta pada Minggu (7/5/2023) lalu.

        Dalam pandangannya, ia mengklaim bahwa subsidi tersebut sama sekali tidak menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup di Indonesia. Selain itu, ia menyatakan bahwa kebijakan subsidi mobil listrik salah sasaran karena hanya dapat dinikmati oleh masyarakat kelas atas saja.

        Merespons kritik tersebut, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan bahwa insentif untuk mobil listrik sudah berdasarkan hasil studi dan pertimbangan yang matang. Ia lalu mengatakan bahwa seluruh dunia sudah bertransformasi ke energi terbarukan sehingga Indonesia tidak bisa melawan arus.

        Baca Juga: Anies-Luhut Panas soal Mobil Listrik, Rocky Gerung: KPU Harusnya Bawa Isu Lingkungan ke Debat Capres

        "Mengenai mobil listrik sudah ada studi komprehensif. Saya kira seluruh dunia, bukan hanya kita. Jadi jangan kita lawan arus dunia juga. Siapa yang berkomentar saya tidak tahu, suruh dia datang ke saya, biar saya jelaskan bahwa itu tidak benar omongannya," kata Luhut di The Westin Jakarta pada Selasa (9/5/2023).

        Dengan demikian, pengamat politik Rocky Gerung menyatakan bahwa sudah seharusnya isu lingkungan menjadi percakapan di ranah publik. Ia juga mengapresiasi kritikan Anies Baswedan karena baginya hal tersebut menunjukkan kualitas calon presiden yang kritis.

        “Itu pentingnya percakapan publik itu diandalkan sebagai kampanye. Jadi kalau enggak ada respons publik sebenarnya enggak ada kampanye. Semua ide yang menyangkut public policy (kebijakan publik) dipercakapkan antara calon presiden dengan publiknya atau calon presiden dengan presiden petahananya sekarang. Jadi percakapan itu memungkinkan kita melihat kualitas calon presiden,” kata Rocky Gerung, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Jumat (12/5/2023).

        Ia lalu menyarankan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mempertimbangkan topik lingkungan hidup dalam debat calon presiden nantinya.

        “Jadi hal-hal yang dulu kita anggap susah untuk diperlihatkan kepada publik sekarang mumpung pemilu masih lama, debat-debat intelektual ini yang mesti diwadahi oleh KPU. Itu pentingnya masalah-masalah ini dilekatkan langsung pada program-program kampanye calon presiden ini,” jelasnya.

        Sementara itu, ia menyinggung Ganjar Pranowo yang dinilai tidak mempunyai kapabilitas dalam membahas topik mengenai lingkungan hidup. Lantaran, Ganjar Pranowo dinilai tidak solutif dalam menangani kasus ekologi di Desa Wadas.

        “Kalau kita buat debat presiden di bidang lingkungan misalnya, Ganjar pasti gagap di situ karena dia punya pengalaman buruk dengan Kendeng dan Wadas. Jadi orang pasti ingat kalau Ganjar masuk arena ini, dia pasti buta huruf,” sindirnya.

        Rocky Gerung menjelaskan bahwa Ganjar Pranowo sebagai calon presiden seharusnya peka dalam membaca problem lingkungan hidup di tingkat lokal.

        “Enggak mungkin ada semacam tema besar yang sekedar dibicarakan atau adu gagasan di ruang debat KPU. Juga diperlukan perdebatan di publik untuk dibaca oleh calon presiden ini. Jadi jangan sampai ada calon presiden yang gagok (gagap) untuk membaca problem lokal, nanti diketawain,” katanya.

        Lebih lanjut, dengan cepat dan mudahnya penyebaran informasi di media sosial, ia mengatakan bahwa hal ini bisa menjadi momentum untuk melihat orisinalitas program dan opini dari masing-masing calon presiden.

        “Karena setiap ucapan calon presiden akan langsung menyebar viral di media sosial. Jadi media sosial akan menapis mana calon presiden yang bermutu dan punya gagasan yang otentik, mana yang sekadar cuap-cuap doang,” tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Novri Ramadhan Rambe
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: