Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Amati Sejauh Mana Strategi Kejutan Jokowi, Peringatan AHY: Hati-hati, Kawal Demokrasi

        Amati Sejauh Mana Strategi Kejutan Jokowi, Peringatan AHY: Hati-hati, Kawal Demokrasi Kredit Foto: Demokrat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) turut mengamati pernyataan mengejutkan dari Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

        Sosok nomor satu pemerintahan tersebut baru-baru ini menyatakan keengganannya untuk membocorkan rekomendasi dari dari Musyawarah Rakyat (Musra). Hal tersebut demi memberikan kesempatan kepada partai politik untuk menentukan calonnya masing-masing.

        Baca Juga: Lewat Program Mobil Listrik Direvisi, Anies Baswedan Ternyata Hadirkan Solusi Atas Tiga Masalah Era Jokowi

        AHY mengatakan manuver tersebut harus tetap mendapatkan pengawasan, jangan sampai mencederasi demokrasi di Indonesia.

        "Silakan kalau beliau punya pilihan-pilihan tapi mohon kita semua mengawal agar demokrasi ini menjadi ruang bagi semua," ujar AHY di kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2023).

        AHY mewanti-wanti ada seorang figur yang sengaja dipromosikan oleh orang nomor satu di republik ini. Terlebih, adanya upaya untuk menghalang-halangi sekelompok partai berkoalisi.

        "Jangan sampai ada yang didukung ada yang diendorse ada yang disupport tapi ada juga yang nggak boleh, maju nggak boleh berlayar, nggak boleh bersatu," kata AHY.

        Baca Juga: Bahas Siapa Duetnya Anies Baswedan, Demokrat dan NasDem Ternyata Masih Beda Haluan, Tanda Keretakan?

        "Ini sesuatu yang tidak sehat dan tentunya demokrasi kita akan mundur ke belakang," sambungnya.

        Sebelumnya, Jokowi belum membuka dokumen dari Musyawarah Rakyat atau Musra terkait nama-nama calon presiden yang direkomendasikan. Jokowi mengaku masih menunggu internal partai-partai dalam menentukan sosok capres dan cawapres pilihan. Mengingat kewenangan mencalonkan terdapat di partai politik atau gabungan partai politik yang memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold.

        Baca Juga: Baru Saja Keluar, Penerus Kepemimpinan Jokowi Dibocorkan Eks Golkar: Siapa Lagi Kalau Bukan Prabowo!

        "Belum saya buka. Jadi saya terus terang ini harus kita berikan waktu kepada partai atau gabungan partai utk menyelesaikan urusan capres-cawapres," kata Jokowi di puncak acara Musra di Istora, Jakarta, Minggu (14/5/2023).

        "Sehingga itu bagian saya untuk memberikan bisikan kuat kepada partai-partai yang sekarang ini juga koalisinya belum selesai. Jadi kalau saya ngomong sekarang untuk apa? Itu yang namanya strategi ya itu " kata Jokowi.

        Baca Juga: Fitnah Keji Coba Jegal Langkahnya Menuju Kursi Jokowi, Ganjar Pranowo: Ternyata Masih Ada Kampanye Hitam!

        "Jangan tergesa-gesa, jangan grusa-grusu, jangan pengen cepet-cepatan kalau Belanda masih jauh," sambungnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: