Rencana pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) yang dilakukan melalui transisi energi harus didorong oleh semua pihak, termasuk perusahaan tambang batu bara seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk.
Peneliti Center of Economic and Law Research (Celios) Fiorentina Refani mengatakan, perusahaan besar yang bergerak di tambang batu bara seperti Adaro harusnya sudah mulai mengalihkan sektor usahanya dari energi fosil dan berfokus pada pengembangan sektor energi bersih.
Seperti diketahui, dalam wacana transisi energi Indonesia, salah satu kebutuhan terbesarnya adalah pendanaan.
Baca Juga: Pemegang Saham Adaro Tolak Rencana Pembangunan PLTU Baru, Celios: Perlu Diapreaiasi
"Dana tersebut yang akan digunakan mempersiapkan infrastruktur penyediaan energi bersih, skema transisi pekerja sektor fosil, dan sebagainya. Perusahaan-perusahaan besar--katakanlah Adaro--yang selama ini membuat dosa besar ekologis dari kegiatan ekstraktifnya sampai PLTU batu bara, wajib membayar ongkos lingkungan," ujar Fiorentina saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Selasa (15/5/2023).
Fiorentina mengatakan, salah satu caranya adalah dengan membantu pendanaan pemerintah untuk transisi energi karena APBN ataupun dana kemitraan dari Just Energy Transition Partnership (JETP) bersifat terbatas.
"Adaro bisa memfokuskan anak perusahaannya yang bergerak di PLTB ataupun PLTS, " ucapnya.
Lanjutnya, yang perlu dicatat dalam proses pengalihan ke penyediaan energi bersih adalah harus benar-benar hijau atau skema transisi energi tidak boleh mengakomodasi solusi palsu semacam geothermal atau LNG.
Selain beralih ke sektor penyediaan energi bersih seperti PLTS atau PLTB, pekerja dari perusahaan pertambangan batu bara bisa dialihkan ke sektor kerja untuk pemulihan lingkungan.
"Hal ini bisa menjawab dan mengurangi beban lingkungan melalui bioremediasi lahan, reforestasi, dan upaya restorasi lainnya untuk mengembalikan kembali fungsi ekosistem dan sosialnya," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti