Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Refly Harun Beberkan Dua Alasan Jokowi Lebih Dukung Prabowo Subianto!

        Refly Harun Beberkan Dua Alasan Jokowi Lebih Dukung Prabowo Subianto! Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
        Warta Ekonomi, Depok -

        Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun yakin bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (Capres) dibandingkan dengan Ganjar Pranowo. Hal ini menyusul kutipan pidato Presiden Jokowi yang menjelaskan kriteria pemimpin yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini.

        Sebelumnya, Presiden Jokowi mengungkap bahwa kriteria pemimpin yang dibutuhkan Indonesia saat ini adalah pemimpin yang berani. Pernyataan tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat puncak Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang diselenggarakan oleh para relawan Jokowi dari seluruh provinsi di Istora Senayan, Jakarta (14/5/2023).

        Selain itu, Presiden Jokowi juga menyebutkan bahwa Indonesia merupakan bangsa yang besar sehingga membutuhkan pemimpin yang tepat.

        Baca Juga: Tekankan Kata ‘Berani’ dalam Pidatonya, Jokowi Isyaratkan Dukung Prabowo Subianto?

        "Bangsa ini bangsa besar penduduk kita sudah 288 juta kurang lebih. Ini negara besar bangsa besar. Dan rakyat kita, rakyat Indonesia butuh pemimpin yang tepat," kata Jokowi.

        Baginya, sosok yang tepat untuk memimpin Indonesia adalah yang dekat dengan rakyat dan mau bekerja keras untuk rakyat. Dengan demikian, Jokowi menyebut pemimpin Indonesia ke depannya harus memiliki keberanian.

        "Yang paham hati rakyat, yang tahu kebutuhan rakyat, yang mau bekerja keras untuk rakyat. Itu yang dibutuhkan. Dan pemberani yang berani, pemberani demi rakyat," tutur Jokowi.

        Dengan demikian, Refly Harun yakin bahwa Presiden Jokowi menggunakan kata ‘berani’ berulang kali untuk merujuk kepada Prabowo Subianto.

        “Dari sini kita makin paham siapa yang didukung oleh Presiden Jokowi karena dia menegaskan kata ‘berani’ berkali-kali,” kata Refly Harun, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Selasa (16/5/2023).

        Ia menjelaskan bahwa setiap calon presiden mempunyai asosiasinya sendiri. Ia mengutip dari berbagai survei, Anies Baswedan diasosiasikan dengan cerdas, Ganjar Pranowo diasosiasikan dengan merakyat, dan Prabowo Subianto diasosiasikan dengan tegas serta berani.

        “Setiap pemimpin itu selalu punya asosiatif, jadi dia asosiatif dengan apa. Misalnya ada sebuah survei yang mengatakan bahwa kalau Anies Baswedan itu asosiasinya cerdas dan tulus. Kalau Ganjar Pranowo asosiasinya dengan merakyat. Kalau Prabowo Subianto itu memang asosiasinya dengan tegas. Cuma masalahnya apakah betul-betul merakyat, apakah betul-betul tulus, atau apakah betul-betul tegas, itu soal lain, karena kita berbicara tentang persepsi,” jelasnya.

        Sementara itu, ia menjelaskan bahwa Prabowo Subianto lebih bisa melindungi kepentingan Presiden Jokowi dibandingkan dengan Capres lainnya.

        “Tapi kalau kita kaitkan dengan kepentingannya ke depan, saya bisa mengatakan bahwa Jokowi lebih berkepentingan untuk mendukung Prabowo Subianto. Kenapa begitu? Karena dia ingin orang yang bisa melindungi diri dan keluarganya. Saya selalu menyebut empat hal ini: soal KKN, soal HAM, soal dinasti keluarga, dan soal proyek dan warisan,” jelasnya.

        Refly Harun menjelaskan bahwa Prabowo Subianto memiliki keunggulan dibandingkan dengan Anies Baswedan maupun Ganjar Pranowo, yaitu karena ia merupakan ketua partai dan memiliki sumber daya keuangan yang lebih besar.

        “Jadi kalau berdasarkan perhitungan itu ya wajar preferensinya lebih ke Prabowo dan kita tahu Prabowo punya keunggulan komparatif dibandingkan dengan calon lainnya. Pertama, dia punya partai politik. Kedua, Prabowo punya financial resources (sumber daya keuangan) yang jauh dibandingkan dengan dua calon lainnya. Dengan dua itu, untuk memberikan perlindungan kepada Jokowi, bagi dia mudah-mudah saja,” katanya.

        Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa Ganjar Pranowo tidak bisa melindungi kepentingan Presiden Jokowi karena lebih memihak kepada Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.

        “Kalau misalkan dengan Ganjar, dia tidak tahu, karena Ganjar sangat bergantung kepada Bu Mega. Padahal Bu Mega dan Jokowi tidak selalu seiring sejalan, kadang-kadang mereka bentrok. Dan ketika mereka bentrok, paling tidak penampilan publiknya itu selalu Jokowi yang kalah. Bayangkan dia presidennya tapi penampilan publiknya selalu kalah dengan Bu Mega, apalagi kalau dia sudah tidak jadi presiden,” tandasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Novri Ramadhan Rambe
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: