Langkah strategis mewujudkan stabilitas harga dan ketahanan pangan nasional melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus digaungkan. Bank Indonesia (BI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bali Nusa Tenggara (Balinusra) memperkuat sinergi dan inovasi GNPIP melalui program Paiketan (Perkumpulan) Perumda Pangan Bali dan digitalisasi data/Informasi neraca pangan.
Program penguatan kelembagaan tersebut merupakan komitmen Perumda pangan se-Bali untuk membentuk forum pembagian peran dan tugas penyediaan komoditas sesuai karakteristik masing-masing daerah dalam menjaga kesinambungan pangan.
Sementara program digitalisasi difokuskan pada penguatan aplikasi SIGAPURA (Sistem Informasi Harga Pangan Utama dan Komoditas Strategis) yang mencatat 18 komoditas pangan pada 60 pasar Kab/Kota se-Bali dan aplikasi PAN Bali (Pengendalian Angkutan Barang/Logistik Terintegrasi) Bali yang bertujuan mengotomasi arus keluar masuk barang dari/ke Bali. Baca Juga: Cuaca Panas Berpotensi Ancam Ketahanan Pangan
Momentum pencanangan kedua program ini menjadi bagian utama penyelenggaraan GNPIP Balinusra bertema Sinergi dan Inovasi Ketahanan Pangan melalui Penguatan Kelembagaan dan Digitalisasi: Mepada Payu Antuk Bhuwana Bali Sentosa (Bersinergi Mewujudkan Bali yang Makmur) di Tabanan pada hari ini, Rabu (17/5/2023).
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti menekankan, kita harus mendorong inovasi GNPIP terus diperkuat dan menjadi contoh untuk direplikasi di daerah-daerah lainnya di Indonesia guna memastikan tersedianya pasokan dan keterjangkauan harga.
"Dengan berbagai kebijakan dan penguatan sinergi tersebut, BI optimis tekanan inflasi akan menurun dan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1% pada 2024, dengan inflasi inti akan kembali lebih awal pada paruh pertama 2023," ujarnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, A. Fatoni menyampaikan Kemendagri sudah merumuskan solusi utama pengendalian inflasi yang harus didorong oleh seluruh elemen TPIP dan TPID, diantaranya mengaktifkan Satgas Pangan, subsidi tepat sasaran, gerakan tanam pangan cepat panen, Kerjasama Antar Daerah (KAD) dan mengintensifkan jaring pengaman sosial.
Selain mendorong aspek kelembagaan dan digitalisasi, GNPIP Balinusra turut menginisiasi pencanangan program unggulan lainnya seperti operasi pasar/pasar murah, Subsidi Ongkos Angkut (SOA), dan program mobilisasi pangan Bapanas.
GNPIP Balinusra juga mendorong sinergi penguatan klaster pangan melalui penerapan budidaya organik dan program dedikasi untuk negeri di beberapa kota diantaranya pembentukan klaster ketahanan pangan cabai merah Kelompok Tani dan Ternak (KTT) Mekar Nadi Sari (Kab. Tabanan), pemberian sarana dan prasarana pasca panen (penggilingan) untuk peningkatan produktivitas padi di KTT Sami Asih Desa Sidan (Kab. Gianyar), dan pemberian alat distribusi hasil pertanian khususnya bawang merah kepada KTT Hati Sujati (Kab. Bangli). Baca Juga: Koneksi Pulih, BI Pastikan Layanan Sistem Pembayaran di BSI Kembali Normal
Dari sisi pembiayaan, Bank Rakyat Indonesia (BRI) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali juga akan menyalurkan KUR dan berkomitmen mencapai target penyaluran KUR tahun 2023. Kegiatan dilanjutkan dengan mini talks yang membahas pembentukan dan penguatan peran BUMD pangan di daerah dalam mendukung ketahanan pangan dan stabilitas harga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman