- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Bertandang ke China, PLN Jajaki Peluang Kerja Sama Pengembangan Sistem Smart Grid
PT PLN (Persero) melakukan studi lapangan ke proyek Smart Grid dan High Voltage Direct Current (HVDC) di Zhangbei, China dalam rangka melakukan penjajakan pengembangan sistem smart grid terintegrasi di tanah air.
Studi ini diharapkan menjadi langkah awal PLN membangun sistem interkoneksi antarpulau untuk pembangkit energi baru terbarukan (EBT) dalam skala besar.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memaparkan untuk membangun sistem interkoneksi antarpulau yang andal, Indonesia membutuhkan digitalisasi jaringan listrik dan pembangunan smart grid.
Baca Juga: PLN Gandeng Perusahaan China dalam Proyek Transisi Energi, PKS: Hati-hati!
Menurutnya, melalui benchmarking ini, PLN ingin melihat secara langsung operasionalisasi sistem smart grid yang terintegrasi dengan pembangkit angin, panel surya, battery storage, serta sistem HVDC dalam skala besar.
"PLN mengambil langkah agresif untuk pengembangan jaringan smart grid di tanah air. Dari studi ini harapannya PLN dapat segera mengaplikasikan teknologi smart grid agar lebih optimal dalam menghadapi dinamika beban listrik dari sumber EBT yang beragam," ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (24/5/2023).
Darmawan juga menekankan pentingnya pengembangan teknologi HVDC yang dapat menghubungkan berbagai sumber EBT dan tersebar jauh dari pusat permintaan listrik.
PLN menargetkan pengembangan teknologi ini dapat menghubungkan berbagai sumber EBT dari banyak pulau bisa disalurkan dengan stabil dengan losses yang minimum.
"Pengembangan teknologi HVDC adalah salah satu kunci utama transisi energi di Indonesia karena kita memiliki banyak sekali potensi EBT yang tersebar di banyak tempat. Dengan teknologi ini, kendala tersebut bisa diatasi," ujarnya.
Sebagaimana diketahui, proyek Smart Grid dan High Voltage Direct Current di Zhangbei memiliki pembangkit angin berdaya 450 megawatt (MW), panel surya berdaya 100 MW dan dilengkapi sistem penyimpanan baterai sebesar 20 MW yang terdiri dari baterai tipe Lithium, Flow, Sodium-Sulphur, Lead-Acid, Supercapacitor, dan Compression of Liquid Air. Sedangkan total kapasitasnya sebesar 2x3.000 dan 2x1.500 MW.
PLN melakukan kunjungan kerja ke China untuk menjajaki peluang kerja sama dengan perusahaan teknologi di China. Langkah ini juga sekaligus untuk mempercepat pengembangan EBT di Indonesia, memperkuat jaringan transmisi sistem kelistrikan, serta mengakselerasi program transisi energi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti