Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Green Bond Oversubscribed Hingga 8,25 Kali, Tapi Sentimen Negatif Mengintai PGE, Kenapa?

        Green Bond Oversubscribed Hingga 8,25 Kali, Tapi Sentimen Negatif Mengintai PGE, Kenapa? Kredit Foto: Pertamina
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) telah menyelesaikan proses penerbitan obligasi berwawasan hijau (green bond) US$400 juta di pasar global. Dari nilai penerbitan tersebut, PGE mengumumkan bila perseroan sukses meraup permintaan atau penawaran masuk hingga USD 3,3 miliar sehingga terjadi kelebihan permintaan oversubscribed hingga 8,25 kali.

        Dana bersih yang diterima Pertamina Geothermal Energy dari green bond tersebut akan digunakan untuk melunasi seluruh sisa utang kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang sebesar US$400 juta.

        Namun, Chief Analyst Deu Calion Futures (DCFX) Lukman Leong menilai tujuan refinancing perseroan dalam penerbitan surat utang akan menjadi sentimen negatif bagi perseroan. “Karena bukan untuk pengembangan bisnis, maka langkah (penerbitan) obligasi untuk bayar utang tidak beda dengan gali lubang tutup lubang,” ujarnya kepada wartawan, beberapa waktu lalu.

        Baca Juga: Merasa Tak Wajib, PGE Pilih Tak Laporkan Hasil Penerbitan Green Bonds

        Lukman turut mengomentari pemangkasan target global bonds PGEO dari US$600-800 juta menjadi hanya US$400 juta. Menurutnya kekhawatiran akan gagal bayar yang terlalu besar disinyalir menjadi penyebab utama pemangkasan target tersebut. 

        Selain itu, Lukman juga melihat adanya sentimen kurang baik dari bisnis perseroan yang dinilai belum menjanjikan bagi para investornya. “Saya lihat industri energi panas bumi juga masih banyak risiko dan susah profitable,” paparnya.

        Baca Juga: Setelah Global Bonds, PGE Diproyeksikan Bakal Kembali Gelar Aksi Korporasi

        Seperti diketahui, PGEO berencana menerbitkan surat utang berwawasan hijau alias green bond di luar wilayah Indonesia sebesar US$400 juta atau sekitar Rp6 triliun dengan kupon 5,15% per tahun yang jatuh tempo pada tahun 2028.

        Direktur Keuangan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk, Nelwin Aldriansyah mengungkapkan bahwa sentimen positif atas penerbitan green bond menunjukkan kepercayaan investor terhadap potensi investasi di sektor geothermal pada khususnya dan energi terbarukan (EBT) di Indonesia. 

        “Antusiasme yang tinggi ini juga semakin mengukuhkan komitmen kami dalam mengembangkan potensi energi hijau di Indonesia,” ujarnya. 

        Nelwin menambahkan secara fundamental PGE saat ini sudah memiliki dana yang kuat untuk tahapan awal pengembangan bisnis. Utamanya, kata dia, dalam hal pencapaian target tambahan kapasitas terpasang sebesar 600 MW dalam 5 tahun kedepan.

        "Dana green bond ini menjadi stimulus yang akan memperkuat bisnis PGE ke depan," ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: