Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, kunci utama kesuksesan perseroan dalam mencapai pendapatan sebesar US$84,89 miliar atau setara Rp1.263 triliun sepanjang 2022 adalah digitalisasi.
"Kunci utama bisnis Pertamina itu digitalisasi," ujar Nicke dalam media briefing, Selasa (6/6/2023).
Nicke mengatakan, perusahaan terus mendorong terintegrasinya 65 blok di hulu dengan 27.000 sumur. Menurutnya, hal tersebut tidak akan bisa dilakukan bila tanpa adanya digitalisasi.
Baca Juga: Terbesar Sepanjang Sejarah, Pertamina Bukukan Pendapatan Rp1.263 Triliun
"Kita dorong terus makin integrated lagi 65 blok hulu dengan 27.000 sumur enggak mungkin kalau enggak pakai teknologi. 700 sumur baru 2022 paling banyak di (Blok) Rokan," ujarnya.
Lanjutnya, dengan adanya digitalisasi tersebut, perseroan dapat menghasilkan peningkatan lifting minyak dan gas (migas) yang dilakukan oleh perseroan.
"Hasil digitalisasi itu peningkatan lifting migas. Kilang enggak boleh stop kalau stop kita nambah impor. Bagaimana kilang bekerja sesuai rencana. Digitalisasi itu juga, hulu juga meningkatkan availibilty factor kilang-kilang kita," ucapnya.
Sedangkan dari sisi hilir, Nicke menyebut jika sebelumnya tingkat ketersediaan di SPBU harusnya 21 hari, saat ini cukup 10 hari karena dengan pemantauan langsung ke setiap lokasi SPBU.
"Sekarang uang yang inventory bisa turunkan, enggak harus 7 billion USD. Pengoplosan kencing di laut (penyalahgunaan BBM) loses, loss BBM atau LPG turun karena digitalisasi mengubah operating model. Mengubah cara kerja, cost opportunity, cost efficiency, revenue enhancement 3 bilion USD," ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: