Rusli, warga Jorong Tanjung Salilok, Desa Sikabau, Kecamatan Pulau Punjung Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu penerima Rumah Sejahtera Terpadu (RST) dari Kementerian Sosial (Kemensos). Pria berusia 78 tahun ini hidup sendiri di rumahnya.
Rusli mengais rejeki dengan berkebun. Ia bergantung pada bantan Program Keluarga Harapan (PKH) dan uang bantuan sembako untuk makan sehari-hari. Uang bantuan diserahkan kepada anaknya untuk dibelikan bahan masakan dan dibuatkan makanan. Pak Rusli memang sudah uzur, tapi ia masih bisa mengerjakan pekerjaan dapur.
Baca Juga: Bukti Kemensos Tak Lupakan Nasib Warga Lanjut Usia, Nenek Asal Padang Laweh Dihadiahi Bantuan Usaha!
Untuk minum, ia bisa memasak air sendiri di tungku. Anaknya pun tinggal bersebelahan dan berkali-kali mengajaknya tinggal bersama, tetapi ia enggan dan memilih tinggal sendiri di bangunan rumah papan yang sudah lapuk.
Atap seng yang menaungi rumahnya pun sudah bolong di beberapa sudut. Kayu-kayu berserakan membuat huniannya terlihat berantakan. Namun, itu adalah kondisi rumah Pak Rusli dulu. Pascamendapat bantuan RST, rumah Pak Rusli sangat jauh berbeda. Jika dulu rumahnya tanpa MCK, sekarang kamar mandinya dipasang toilet duduk. Hal ini karena Pak Rusli pernah jatuh yang mengakibatkan kakinya sulit menopang tubuhnya.
Selain rumah, Pak Rusli mendapat bantuan kasur, tempat tidur (rendah), bantal, alas kasur, lemari kain, kursi tamu, rak piring, perlengkapan makan, pelengkapan masak, keset lantai, sapu, kain pel, tong sampah, perlengkapan mandi, dan gorden jendela.
"Alhamdulillah, nyamanlah," ungkap Rusli dikutip dari rilis Kemensos, Rabu (7/6/2023).
Pak Rusli tidak hanya mendapatkan perhatian dari Kemensos, tetapi juga dari Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang langsung meletakkan batu pertama pembangunan rumah Pak Rusli pada tanggal 16 Mei 2023 lalu.
Nenek Halimah, warga Jorong Kampung Baru Desa Koto Salak Kecamatan Koto Salak, juga merupakan penerima RST lainnya. Halimah hidup sendiri di rumah papan yang ukurannya tidak lebih dari 12 meter persegi.
Hanya ada satu ruangan yang digunakan untuk tidur, menerima tamu, dan makan. Tak ada loteng yang menahan panasnya terik matahari di Dharmasraya. Dipannya pun sudah usang, kasurnya sudah lusuh.
Tidak ada dapur, tidak ada MCK yang layak. Jika ingin buang air, ia akan pergi ke tetangga. Begitupun masak, sehari-hari nenek berusia 73 tahun ini harus keluar rumah dan memasak sendiri di sebelah rumah dengan api yang ia buat dari membakar kayu.
Tubuhnya sudah renta, badannya mengecil, dan sedikit membungkuk. Tentu tidak mampu meniup buluh untuk memperbesar api yang memanggang kuali miliknya. Nenek Halimah tidak punya anak, sedangkan suaminya sudah lama meninggal.
Baca Juga: Jelang HLUN, Kemensos Rampungkan Pembangunan Taman Lansia di Koto Besar Sumbar, Ini Fasilitasnya!
Beruntung ada keponakan yang tinggal dekat dengan rumahnya yang selalu membantu jika ada keperluan. Namun, keponakannya tidak bisa membantu banyak karena hidupnya pun juga tidak berkecukupan. Kesendirian menggerus semangatnya. Saat pendamping datang ke rumah, ia tidak berharap rumahnya diperbaiki.
"Untuak apo dibuekan rumah, sabanta lai ka maningga juo (Untuk apa diberikan rumah, tak lama lagi juga akan meninggal)," katanya saat itu.
RST adalah hadiah bagi lansia di Dharmasraya dalam rangka memeriahkaan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) di Dharmasraya pada tanggal 29 Mei 2023. Seperti arahan Menteri Sosial Tri Rismaharini, perayaan HLUN tak boleh hanya jadi acara seremonial, tapi melalui aksi nyata memberikan bantuan kepada lansia.
Adapun Kemensos membangun 55 RST bagi lansia di 11 Kecamatan di Dharmasraya. Masing-masing mendapatkan bantuan uang tunai sebesar Rp20 juta yang digunakan untuk memperbaiki rumah. Untuk menekan biaya, rumah dibangun secara swadaya oleh Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan masyarakat setempat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: