Berperan Besar buat Bangun Citra Indonesia di Dunia Internasional, Jokowi ‘Cemburu’ dengan Prabowo?
Partai Gerindra telah sepakat mengusung kembali ketua umum mereka, Prabowo Subianto untuk maju dalam kontestasi pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Prabowo diisukan akan berpasangan dengan Erick Thohir atau Ketua Umum PKB Cak Imin.
Pengamat politik Rocky Gerung menduga bahwa Prabowo terlalu lama menentukan calon wakil presidennya karena seolah-olang menunggu restu dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Jadi sebetulnya poin kita selalu adalah kepastian. Pak Prabowo juga terlalu lama untuk memastikan calon wakil presidennya, seolah-olah memang harus ada semacam blessing dari Pak Jokowi. Yang jelas, kenapa Prabowo ada di kabinet. Tapi ketidaksopanan itu bisa menimbulkan kecurigaan bahwa Jokowi sebetulnya menunggu Prabowo minta secara resmi supaya ada kepastian,” kata Rocky, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Senin (12/6/2023).
Baca Juga: Rocky Gerung Ungkap Ada Dua Dokumen dari Indonesia yang Diolok-olok Dunia
Ia mengklaim bahwa Jokowi seolah tidak menghargai kehadiran partai-partai pendukungnya, khususnya Partai Gerindra. Padahal, Gerindra bisa jadi partai oposisi yang kuat pasca-Pemilu 2019.
“Artinya kesetiaan partai-partai ini, yang bahkan Gerindra memaksakan diri sebetulnya untuk masuk dalam kabinet demi alasan menyelamatkan bangsa, itu enggak dihargai oleh Jokowi. Mestinya Pak Jokowi menganggap bahwa Gerindra telah berkorban, dia punya potensi beroposisi. Tapi kepatriotan Pak Prabowo itu bisa kita pahami, dia akhirnya menyerah demi bangsa jadi dia enggak mau jadi oposisi,” tuturnya.
Rocky menyatakan, seluruh narasi Gerindra setelah 2019 difokuskan untuk membangun citra Indonesia yang baik di kancah internasional. Oleh karena itu, ia mengklaim bahwa Prabowo memainkan peran yang penting dalam agenda tersebut.
“Dia membantu Pak Jokowi. Seluruh narasi Gerindra setelah 2019 adalah upaya untuk memperbaiki citra Indonesia, bahkan di luar negeri. Dan itu Prabowo banyak mengambil resiko untuk memulai mengembalikan profil Indonesia yang lemah hari-hari ini di forum internasional. Prabowo mondar-mandir internasional untuk memberitahu bahwa Indonesia ada potensi untuk memimpin kembali ASEAN, ada potensi untuk bermain secara strategis di Indo-Pasifik,” jelasnya.
Dengan demikian, ia menduga, Jokowi akan ‘cemburu’ dengan prestasi Prabowo di dunia internasional akan melampaui dirinya. Bahkan, ia menjelaskan bahwa cara diplomasi Prabowo ini mirip dengan yang dilakukan oleh Presiden Soekarno. Hal ini yang membuat PDIP takut watak Soekarnoisme akan beralih ke Prabowo, bukan ke Ganjar.
“Karena itu semua mungkin Jokowi juga merasa bahwa dengan cara itu berarti penguatan Prabowo sebagai figur politik Asia Tenggara itu akan melampaui dia. Ada juga kecemburuan semacam itu. Demikian juga misalnya PDIP yang merasa Bung Karno akhirnya pindah ke Prabowo. Watak politik internasional Bung Karno akhirnya dipakai dengan bagus oleh Prabowo. Bahkan yang terakhir mengambil resiko untuk mengusulkan referendum di Ukraina, itu kan sesuatu yang juga pernah dipikirkan oleh Bung Karno dalam soal penyelesaian semua konflik,” tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti