Fintech Durianpay Laporkan Pertumbuhan TPV 5x dengan Rasio Proses Rp10 Triliun
Perusahaan rintisan (startup) pembayaran teknologi keuangan (fintech) B2B yang berkantor pusat di Indonesia dan Singapura, Durianpay melaporkan pertumbuhan nilai pemrosesan total tahunan (TPV) 5x year-on-year dengan run rate atau rasio proses sebesar US$700 juta atau Rp10 triliun sejak 2022 dan margin kotor positif sejak diluncurkan pada 2020.
Dilansir dari laman DealStreetAsia pada Senin (12/6/2023), perusahaan ini selanjutnya mencapai untuk memiliki pertumbuhan TPV 3x lipat pada paruh pertama tahun 2023.
Durianpay yang didukung AC Ventures ini menghubungkan peningkatan tersebut dengan produk B2B terbarunya yang memungkinkan perusahaan pasar menengah dan besar untuk mengotomatiskan pemrosesan faktur mereka dan memproses pembayaran tambahan tanpa hambatan pada faktur besar.
Baca Juga: Keluar dari Flash Coffee Indonesia, Maxime Chaury Luncurkan Platform Fintech di Australia
“Perusahaan tempat kami bekerja sering menangani ratusan dan ribuan transaksi harian dan banyak faktur besar secara bersamaan,” ujar salah satu co-founder dan COO Durianpay, Natasha Ardiani dalam sebuah pernyataannya.
“Dengan produk terbaru Durianpay yang berpusat pada perusahaan, bisnis-bisnis sekarang dapat langsung mencocokkan transaksi masuk tertentu dengan faktur sesuai, yang memungkinkan pembayaran tambahan oleh pelanggan, memahami dengan tepat berapa banyak yang masih harus dibayar pada setiap faktur, dan banyak lagi,” lanjut Adrian.
Durianpay mempercayai eFishery, Evermos, Carsome, GoWork, dan Transtrack sebagai beberapa kliennya.
Pada tahun 2021, Durianpay mengumpulkan US$2 juta atau Rp29 miliar dari beberapa investor, termasuk Surge Sequoia Capital India, AC Ventures, Kenangan Fund, dan lain-lain. Perusahaan ini sekarang berencana untuk memperluas timnya yang terdiri dari 40 orang untuk mengakomodasi pertumbuhan yang diproyeksikan.
Selain itu, Durianpay akan merekrut karyawan baru di seluruh tim produk, teknologi, operasi, keuangan, dan pengembangan bisnis, dengan fokus khusus untuk meningkatkan pengalaman pedagang.
Ardiani menambahkan bahwa integrasi satu waktu (one-time integration) melalui satu API dengan Durianpay, teknologi 24/7, dan dukungan pelanggan, serta perpaduan fitur seperti pembayaran B2B menjadikan platform ini pilihan yang lebih disukai untuk perusahaan besar.
“Durianpay sudah mengungguli solusi yang ada yang memerlukan integrasi kompleks, rekonsiliasi manual, dan biaya tinggi,” lanjut Ardiani.
Durianpay juga memiliki koneksi dengan 10 bank dan lima e-wallet top. Perusahaan ini sekarang menggandakan solusi khusus vertikal.
“Kami membayangkan menjadi lapisan pembayaran dan pembiayaan yang berfokus pada B2B yang mendigitalkan, mengotomatiskan, dan memudahkan pergerakan modal di seluruh rantai pasok,” ujar co-founder Durianpay, Antara Sara Mathai.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: