Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Integrasi Data Jadi Kunci Stabilitas Industri Pindar

Integrasi Data Jadi Kunci Stabilitas Industri Pindar Kredit Foto: Unsplash/Clay Banks
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bulan Fintech Nasional menekankan pentingnya standardisasi risiko dan integrasi data sebagai penopang stabilitas industri pinjaman daring (pindar), seiring pertumbuhan penyaluran yang kian agresif. 

Direktur Utama AdaKami, Bernardino Moningka Vega, menyatakan momentum pertumbuhan pindar harus diimbangi penguatan tata kelola, manajemen risiko, dan kolaborasi data lintas ekosistem agar akses keuangan digital tetap aman, terjangkau, dan bertanggung jawab. Menurut dia, pendekatan tersebut krusial untuk menjaga kesehatan portofolio sekaligus memperluas kredit inklusif di luar sistem perbankan tradisional.

Data industri menunjukkan penyaluran pindar tumbuh 22,16% secara year-on-year pada September 2025 dengan total mencapai Rp90,99 triliun. Kinerja itu mencerminkan meningkatnya adopsi layanan pindar oleh masyarakat sebagai alternatif pembiayaan, sekaligus menuntut standar risiko yang lebih konsisten.

Baca Juga: Akademisi Soroti KPPU Soal Dugaan Kartel Pindar

Dalam paparannya, Bernardino menegaskan peran fintech lending sebagai jembatan akses keuangan yang cepat dan terukur. Ia menyampaikan AdaKami menargetkan penguatan teknologi dan tata kelola untuk menopang pertumbuhan ekonomi melalui pendanaan yang bertanggung jawab.

“Fintech lending hadir untuk menjembatani kebutuhan akses keuangan masyarakat secara lebih cepat, aman, dan terukur. Di AdaKami, visi kami adalah menjadi perusahaan fintech lending dengan teknologi terdepan di Indonesia, sehingga kami dapat mendukung pertumbuhan ekonomi melalui pendanaan yang bertanggung jawab,” ujarnya,  dalam Bulan Fintech Nasional Festival yang digelar Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) di Jakarta, Rabu (11/12/2025).

Bernardino menilai keberlanjutan industri hanya dapat dicapai melalui kolaborasi multidimensi yang memadukan integrasi data, manajemen risiko, dan teknologi. Kolaborasi tersebut, kata dia, menjadi kunci untuk memitigasi risiko, menjaga kualitas portofolio, dan memperluas jangkauan kredit yang layak.

Dalam sesi panel, ia memaparkan empat pilar yang perlu diperkuat bersama oleh pelaku industri dan regulator. Pilar pertama adalah berbagi data sebagai fondasi utama. Kolaborasi antara platform pindar, biro kredit, dan penyedia data alternatif memungkinkan riwayat kredit yang lebih kaya dan akurat.

Integrasi data biro kredit dengan innovative credit scoring dinilai dapat meningkatkan ketepatan underwriting dan menekan potensi gagal bayar, termasuk melalui pemanfaatan intelijen penipuan bersama dan data perilaku yang dianonimkan.

Baca Juga: Utang Masyarakat di Pinjol Tembus Rp92 triliun per Oktober

Pilar kedua adalah skoring yang interoperable dan standardisasi penilaian risiko. Adopsi kerangka skoring yang seragam dinilai membantu menghasilkan penilaian risiko yang konsisten antar lembaga, mengurangi kesalahan penetapan harga, serta meningkatkan kepercayaan dan stabilitas pertumbuhan industri.

Pilar ketiga mencakup jaminan kredit dan skema berbagi risiko yang terarah. Skema ini berfungsi menutup potensi kerugian tak terduga, khususnya pada segmen berisiko tinggi atau kelompok yang belum terlayani sistem keuangan formal, sehingga perluasan akses kredit dapat dilakukan tanpa mengorbankan kualitas portofolio.

Pilar keempat adalah pengembangan platform kolaborasi terintegrasi yang aman dan teregulasi. Melalui ekosistem ini, ketiga pilar sebelumnya dapat dioptimalkan secara kolektif, memungkinkan lender tumbuh berkelanjutan, borrower memperoleh akses yang adil, dan risiko dikelola bersama.

Menutup paparannya, Bernardino menegaskan komitmen AdaKami untuk terus berinovasi dan memperkuat sinergi dengan regulator, industri, dan pemangku kepentingan lain. “Akselerasi keuangan digital harus dilakukan dengan prinsip kehati-hatian dan kolaborasi. Dengan teknologi yang tepat dan tata kelola risiko yang kuat, kita bisa memastikan pertumbuhan fintech lending yang inklusif dan berkelanjutan,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: