Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pakai Aplikasi Teman Bus, Trans Metro Pasundan Berikan Tarif Khusus Bagi 3 Kategori Ini

        Pakai Aplikasi Teman Bus, Trans Metro Pasundan Berikan Tarif Khusus Bagi 3 Kategori Ini Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bandung -

        Kabar baik bagi pelajar atau mahasiswa, lansia, dan penyandang disabilitas pengguna angkutan umum dalam menunjang mobilitas kesehariannya. 

        Ketiga kategori tersebut dapat menikmati tarif khusus ketika menggunakan angkutan umum Trans Metro Pasundan (TMP) di lima layanan koridor, yakni koridor Soreang-Leuwipanjang, koridor Baleendah-BEC, koridor tiga Alun-alun Kota Bandung-Kota Baru Parahyangan, koridor Leuwipanjang-Dago, dan koridor Dipatiukur-Jatinangor.

        Baca Juga: ITDP dan UK PACT Rampungkan Hasil Studi Elektrifikasi Bus Kota di Jakarta

        Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dinas Perhubungan (Dishub) Jawa Barat, Agus Didik, mengatakan para pengguna layanan 3 kategori tersebut dapat melakukan registrasi melalui aplikasi Teman Bus yang dapat diunduh melalui telepon seluler. 

        Sebelumnya, para pengguna TMP wajib memiliki kartu e-money yang bisa didapat melalui perbankan penyedia layanan. Sebab, transaksi tidak lagi menggunakan uang tunai, melainkan lewat kartu tersebut.

        "Jadi Kementerian Perhubungan memberikan tarif khusus kepada tiga golongan. Hari ini disosialisasikan integrasi tarif. Kemudian bila ada perpindahan koridor, selama masih dua jam itu tidak dikenakan tarif. Ini berlaku di lima koridor yang sudah beroperasi dan berlaku terhitung dari 1 Juli yang akan datang," ungkap Agus kepada wartawan di Bandung, Selasa (13/6/2023).

        Penerapan tarif khusus tidak dibatasi oleh jangka waktu dan akan terus berlaku terhitung sejak 1 Juli 2023. Pihaknya berharap, dengan adanya stimulus ini, pengguna angkutan umum di Bandung Raya dapat meningkat sebagai upaya meminimalisir kemacetan di jalan raya serta menurunkan emisi karbon.

        Targetnya adalah shifting atau perpindahan dari menggunakan angkutan pribadi ke angkutan umum, khususnya anak sekolah yang suka menggunakan roda dua, supaya berpindah untuk menggunakan angkutan umum. Diharapkan, ke depan, dilakukan pengembangannya di Cekungan Bandung, khususnya di Bandung Raya akan dikembangkan BRT. 

        "Ini bagian dari ikhtiar kita. Kita harus bekerja sama, untuk mencintai angkutan umum dan juga Bumi ini dari program untuk isu pemanasan global," ujarnya.

        Agus menjelaskan jumlah armada masing-masing koridor sejauh ini sudah terpenuhi, di antaranya koridor Soreang-Leuwipanjang sebanyak 18 unit, koridor Baleendah-BEC 18 unit, koridor tiga Alun-alun Kota Bandung-Kota Baru Parahyangan 20 unit, koridor Leuwipanjang-Dago 14 unit, dan koridor Dipatiukur-Jatinangor 18 unit.

        Baca Juga: Aturan Baru Protokol Kesehatan Bertransportasi, Kemenhub: Boleh Tidak Gunakan Masker

        Dia meyakini jumlah armada yang telah tersedia ini mampu menampung masyarakat Bandung Raya dalam menunjang mobilitas aktivitas sehari-hari. Terlebih, tidak menutup kemungkinan jumlah ini akan terus bertambah sesuai kebutuhan masyarakat.

        "Persentase tentu diharapkan semakin meningkat. Data dari SI 15 persen tahun lalu. Ini sudah ada peralihan, khususnya dari kendaraan roda dua. Kita harap ini terus bertambah. Apalagi sekarang sudah lebih mudah, melalui aplikasi Teman Bus. Semua ada di situ, lengkap. Jadwal, tujuan, dan lain-lain," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Ayu Almas

        Bagikan Artikel:

        Berita Terkait