Cara Menjaga Kualitas Produk dalam Bisnis Kuliner, Simak 12 Tips Ini!
Konsistensi kualitas produk adalah hal yang sangat penting dalam bisnis kuliner. Pastinya semua pebisnis mau memberikan produk yang terbaik untuk konsumen. Tetapi, menjaga kualitas produk pastinya bukan hal yang mudah.
Apalagi jika bisnis masih berkembang dan memiliki banyak cabang yang harus dikelola. Jadi, bagaimana solusinya? Perlu dipahami bahwa kualitas produk adalah ekspektasi dan harapan pelanggan. Kualitas produk juga membuat bisnis bisa bertahan jangka panjang dan dapat menciptakan loyalitas.
Oleh karena itu, mengutip YouTube Foodizz Channel berikut 12 tips menjaga kualitas produk dalam bisnis kuliner!
Baca Juga: Cara Mempertahankan Bisnis Kuliner Jika Menjual Produk Viral, Apakah Bisa Bertahan?
1. Penyederhanaan Proses
Semakin panjang proses akan membuat potensi error besar. Sehingga, kualitas bisa menurun. Jadi, sebisa mungkin untuk melakukan penyederhanaan proses seperti penggunaan single packaging. Misalnya ready to cook, ready to heat atau mempersiapkan bumbu dasar terlebih dahulu agar kualitas terjaga. Bisa juga dengan menyimpang bahan frozen atau chiller sehingga tinggal dihangatkan. Proses yang pendek akan meminimalisir kesalahan produk.
2. SOP dan SOC Detail Tertulis dan Video
Pastikan SOP dan SOC dibuat dengan detail. Selain tertulis, wajib membuat video. Ini akan membuat training di banyak cabang menjadi standarisasi bisnis sehingga tidak bergantung pada manusia. SOP dan SOC yang diikuti dengan detail akan membuat produk terjaga kualitasnya.
3. Training rutin dan LMS (Learning Management System)
Training adalah kunci dari kualitas. Training bisa menggunakan LMS agar biaya lebih efisien. LMS bisa membuat standarisasi terjadi karena dibuat dalam bentuk video. Tanpa LMS, pebisnis bisa kesulitan dalam mengontrol kualitas training dan bisa berdampak pada kualitas produk akhirnya.
4. Audit and mystery shopper
Lakukan audit secara berkala untuk melakukan cek kualitas produk. Baik audit ketika produk diproses, ataupun ketika disajikan. Lakukan juga mystery shopper yakni diam-diam memesan produk ke outlet atau lewat online delivery untuk melihat kualitasnya.
5. Survey konsumen secara rutin
Lakukan survey konsumen secara rutin dengan bertanya secara langsung perihal kualitas produk. Khususnya untuk konsumen yang biasa datang. Terima juga masukan/kritik dengan baik. Jika ada komplain, segera perbaiki dan tangani dengan baik.
6. Pantau situs review dan sosial media
Selalu pantau media apapun terkait review konsumen. Jika ada komplain atau masukan segera langsung di follow up. Lakukan perbaikan terhadap komplain tersebut apalagi jika terakit kualitas produk.
7. Kontrol penerimaan dan penyimpanan bahan baku
Kualitas produk kaitannya sangat erat dengan bahan baku. Kontrol kualitas bahan baku sangat penting. Pastikan kita punya SOP terkait penerimaan dan penyimpanan bahan baku. Vendor kita harus mengetahui SOP pengiriman bahan baku. Misalnya, wajib pakai wrap platik untuk bahan segar.
Sama halnya ketika bahan baku tersebut disimpan. Lakukan audit secara berkala terkait penerimaan dan penyimpanan bahan baku. Apalagi jika produk andalan kita mengandung protein, seperti ikan, daging dan ayam.
8. Standar kualitas bahan baku dan vendor
Kunci penting kualitas produk adalah bahan baku yang berkualitas. Jadi, setiap membuat resep, pilihlah bahan yang berkualitas. Pastikan juga bekerja sama dengan vendor yang bisa memenuhi standar kualitas kita. Tetapi jangan hanya satu, kerja samalah dengan beberapa vendor untuk menghindari bahan baku yang kosong.
9. Peralatan dan perlengkapan yang mendukung
Standarisasi peralatan dan perlengkapan sangat penting sehingga wajib ada tertulis SOP-nya dengan sangat detail. Seperti sendok takar, kompor wok, dan lain sebagainya.
10. Aturan dan budaya di outlet
Budaya dan aturan terkait di outlet sangat penting dalam menjaga kualitas produk. Misalnya, budaya ibadah akan membuat karyawan lebih amanah untuk tidak curang. Kebersihan juga wajib tertanam karena memang sebagian dari iman.
11. Reward and punishment
Penting untuk memberikan apresiasi jika kualitas produk bagus. Sebaliknya, penting juga untuk evaluasi jika ada komplain. Apresiasi akan membuat karyawan semakin semangat. Sementara evaluasi akan membuat mereka lebih improve.
12. Struktur organisasi di outlet
Struktur organisasi penting di outlet untuk memperjalas alur dan tanggung jawab dari kualitas produk. Jadi, jika ada komplain bisa cepat dieksekusi dan dievaluasi. Sehingga penting untuk memiliki karyawan yang kompeten dalam ilmu manajemen outlet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: