Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Said Abdullah, mengakui partainya telah membuka diri untuk agenda rekonsiliasi dengan Partai Demokrat.
Said menyebut pintu rekonsiliasi bersama Demokrat telah terbuka pada saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDIP pada tanggal 7 Juni 2023 lalu, di mana Ketua DPP PDIP menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam kandidat calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Mimpi SBY usai Pertemuan Puan-AHY, Gelagat 'Rujuk' PDIP-Demokrat Makin Terlihat
"PDIP membuka diri sejak awal sebagaimana pernyataan Mbak Puan dan pernyataan saya tanggal 7 ketika Rakernas. Kami membuka diri seluas-luasnya, bahkan telah terjadi pertemuan Mbak Puan dengan Ketum Partai Demokrat, Pak AHY," kata Said saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Rekonsiliasi itu kembali terbuka pada saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku bermimpi berada dalam satu gerbong bersama Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Bermakna bagi kepentingan yang lebih luas untuk masyarakat kita. Biarkanlah ini bergulir sebagaimana adanya, natural, alami, tidak perlu kita rekayasa harus ketemu si A, harus ketemu si B. Karena setiap pemimpin, pasti punya jalur komunikasi masing-masing," katanya.
Dia pun menyebut komunikasi antara SBY, Megawati, dan Jokowi pasti terjalin. Menurut Said, makna rekonsiliasi PDIP dan Partai Demokrat adalah untuk mewujudkan mimpi bangsa Indonesia.
Pun begitu pula dengan pertemuan Puan Maharani dan AHY beberapa waktu lalu, Said menilai kedua elite partai tersebut pasti telah mengomunikasikan pertemuan itu pada masing-masing petingginya.
"Pertemuan Ibu Puan dengan Bapak AHY kan pasti, kedua beliau ini menyampaikan kepada Dewan Pembina Demokrat Pak AHY, kemudian Mba Puan menyampaikan ke Ibu Ketum kan pasti seperti itu. Sehingga tidak perlu diterus-teruskan," tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, menyebut SBY terbuka dengan rekonsiliasi dengan PDIP. Dia bahkan mengatakan SBY tidak menginginkan adanya persoalan antara PDIP dan Partai Demokrat.
"Mungkin saja ada kesalahpahaman yang pada akhirnya, ya maka itu seluruh instrumen yang dekat dengan, baik itu Bu Mega maupun Pak SBY ayo kita buka jalan. Jangan ada kompor-kompor yang memanasi. Karena bagi Pak SBY tidak ada persoalan sejak awal," kata Herman saat ditemui wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (21/6/2023).
"Tinggal bagaimana Bu Mega membuka ruang yang cukup bagi silaturahmi pak SBY. Dan kemudian ini menjadi rekonsiliasi, dan memecah barier dan ini akan menjadi kekuatan moril bangsa untuk ke depan kita lebih baik lagi," tandasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Ayu Almas