Unjuk Kebolehan Para Penyandang Disabilitas Berdaya Melalui Disability Art Festival 2023
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) melalui Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat mewadahi kolaborasi inspiratif para pegiat pemberdayaan disabilitas serta para penyandang disabilitas dengan menyelenggarakan Disability Art Festival 2023.
Berlangsung di Menara Bappenas, Disability Art Festival 2023 mengusung tema "Ragam Inspirasi Mewujudkan Indonesia Emas 2045". Rangkaian acara dalam Disability Art Festival 2023 terdiri dari peragaan busana, pertunjukan musik, dan bincang inspiratif.
Disability Art Festival dibuka oleh Plt. Deputi Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas. Selain itu, Menteri PPN/Kepala Bappenas, Menteri Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi, serta Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif juga menyampaikan pidato kunci dalam acara tersebut.
Baca Juga: Bertemu Disabilitas di Tengah Perjalanan Menuju ke Malaka, Mensos Risma Spontan Beri Bantuan
Tujuan diselenggarakannya acara tersebut ialah sebagai wadah unjuk kebolehan para penyandang disabilitas bertalenta. Selain itu, acara tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa para penyandang disabilitas mempunya hak untuk terlibat aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Menampilkan busana rancangan para seniman penyandang disabilitas yang tergabung dalam Creative Business of Diffable Community (CIDCO), peragaan busana Disability Art Festival 2023 mengundang decak kagum penonton yang hadir.
Selain itu, turut memukau pula penampilan karya-karya Cahya Budi Saptono, perancang busana penerima manfaat Program Pahlawan Ekonomi yang berasal dari Surabaya. Cahya Budi Saptono melalui Surya Gallery berkolaborasi dengan para siswa SLB Negeri Gedangan untuk memproduksi batik tulis dan batik cap dengan berbagai motif unik dan modern.
Hasil karya dua perancang busana tersebut diperagakan oleh para model penyandang disabilitas dari Fira Modeling Disabilitas, Yayasan Biruku Indonesia, dan para finalis Abang-None DKI Jakarta. Terlepas dari kondisi khusus yang beragam, para model penyandang disabilitas sangat lihai berlenggak-lenggok mengelilingi penonton dengan konsep trunk fashion show.
Selain para perancang busana dan model penyandang disabilitas, acara Disability Art Festival 2023 juga dimeriahkan dengan pertunjukan musik yang menghadirkan Musical Notes Band, band tuna netra binaan Institut Musik Jalanan.
Dalam kesempatan tersebut, Musical Notes Band membawakan beberapa lagu yang mengundang penonton untuk ikut bernyanyi bersama. Andi Malewa, founder Institut Musik Jalanan menyampaikan para musisi penyandang disabilitas berhak mendapatkan akses yang baik, penghidupan yang layak, serta pekerjaan yang nyaman dan sesuai passion mereka.
Andi menekankan para penyandang disabilitas tidak boleh dibatasi dengan dianggap hanya bisa menekuni bidang-bidang pekerjaan yang mengandalkan fisik. Dengan menerapkan prinsip pendidikan sepanjang hayat, para penyandang disabilitas dapat mengembangkan keterampilannya untuk menghasilkan sebuah karya yang bernilai tinggi dan dapat mengangkat taraf hidup mereka.
Acara bincang inspiratif juga menjadi salah satu rangkaian acara Disability Art Festival 2023. Bincang inspiratif bertajuk "Ragam Inspirasi Mewujudkan Indonesia Emas 2045" tersebut akan menghadirkan Kemal Akbar Monoarfa (Ketua Tim Edukasi 1 Direktorat Pembangunan Sumber Daya Manusia Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Andi Malewa (Founder Institut Musik Jalanan), Anne Nurfarina (Founder Art Therapy Center Widyatama), dan Muhammad Ikhwan Tariqo (Founder Dekardekor).
Kemal menyampaikan, terdapat skema kredit dan permodalan usaha bagi penyandang disabilitas yang termuat dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2022 tentang Ekonomi Kreatif, di mana jaminan hak intelektual memungkinkan untuk dijadikan sebagai agunan kredit. Pelaku ekonomi kreatif dapat mengajukan pinjaman dari lembaga perbankan maupun non-perbankan dengan jaminan Hak Kekayaan Intelektual.
Hal tersebut merupakan peluang bagi para penyandang disabilitas untuk terus berkarya dan meningkatkan usahanya. Di samping itu, pemerintah terus berupaya mendorong pengembangan ekonomi kreatif melalui kegiatan pelatihan fotografi, perfilman, kuliner, fashion, kriya, dan musik.
Andi, yang juga menjadi pembicara dalam acara bincang inspiratif, menyampaikan Institut Musik Jalanan bercita-cita menaungi para musisi disabilitas agar kemampuan mereka mendapat apresiasi bukan disebabkan oleh rasa belas kasihan, tetapi kualitas bermusik mereka yang luar biasa. Saat ini masih banyak musisi jalanan penyandang disabilitas yang masih menghadapi kendala mendapatkan akses.
"Kita sering menemukan kondisi di saat teman-teman disabilitas yang sedang mengamen ditangkap oleh satpol PP, kemudian dibawa ke panti sosial dan diajarkan menjahit. Hal tersebut memaksa mereka untuk menjadi orang lain. Semoga hal tersebut tidak ada dalam perencanaan pembangunan ke depan. Arahkan mereka sesuai passion-nya," ujar Andi.
Ikhwan menambahkan, pada kondisi saat ini, secara statistik, banyak penyandang disabilitas yang rentan menyentuh maupun berada di garis kemiskinan. Kewirausahaan digital yang memanfaatkan teknologi merupakan peluang besar bagi para penyandang disabilitas untuk mendapat kesempatan berwirausaha yang sejajar dengan non-disabilitas.
Selain itu, menurut Ikhwan, jejaring yang dibangun antara para penyandang disabilitas dan non-disabilitas harus terus diperkuat dalam langkah pemberdayaan dan pengentasan kemiskinan.
"Kalau memulai wirausaha sendiri dirasa cukup sulit, kita harus berkolaborasi. Saya memulai usaha saya dengan sistem dropship dan sekarang Dekardekor sudah menjadi sebesar ini," papar Ikhwan.
"Manfaatkan modal yang sudah ada sekarang seperti gadget, aplikasi-aplikasi pendukungnya, dan akses internet. Jangan menunda mengoptimalkan apa-apa yang kita punya," lanjutnya.
Anne berpendapat, dalam berkarya, para penyandang disabilitas harus diarahkan menjadi profesional dan betul-betul bisa menghasilkan karya dengan nilai jual tinggi. Yayasan Widyatama terus berupaya untuk berjejaring dengan berbagai asosiasi profesional seperti Asosiasi Musisi Indonesia, Asosiasi Desainer Indonesia, dan lain sebagainya.
Selain itu, jejaring dengan dunia industri juga terus diperkuat. Kabar baiknya, hotel dan museum sudah membuka diri untuk ramah disabilitas. Menurut Anne, hal tersebut perlu disambut dengan baik.
"Saya rasa Bappenas cocok menjadi mediator strategis dalam isu ini," ujar Anne.
"Saya memiliki kecemasan, bagaimana para penyandang disabilitas melanjutkan hidup ketika orang tua mereka sudah tidak ada? Terutama bagi para penyandang disabilitas intelektual. Oleh sebab itu, saya mendirikan Creative Business of Difable Community (CIDCO). Mudah-mudahan ada waktu di saat anak-anak bisa berkarya dan menghasilkan income," pungkasnya.
Pemerintah Indonesia akan terus berkomitmen terhadap pemenuhan, perlindungan, dan penghormatan terhadap hak-hak penyandang disabilitas melalui Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Penyandang Disabilitas.
Peraturan tersebut mengawali perubahan paradigma pembangunan dari belas kasih menjadi pemenuhan hak. Paradigma pembangunan pemenuhan hak berpandangan bahwa para penyandang disabilitas seharusnya mendapatkan hak yang sama dengan non-disabilitas.
Baca Juga: Kominfo Dorong Peningkatan Layanan Informasi Publik untuk Permudah Penyandang Disabilitas
Mereka berhak untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan yang layak serta kesempatan berpartisipasi aktif dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Meskipun kondisi ideal terwujudnya lingkungan yang inklusif belum tercapai sepenuhnya, pemerintah Indonesia terus berupaya mewujudkan hal tersebut.
Salah satu upaya yang dilakukan ialah mewujudkan sumber daya manusia yang unggul melalui konsep pendidikan inklusif yang merata. Pendidikan inklusif diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) "leaving no one behind".
Prinsip pendidikan sepanjang hayat (life-long learning) perlu diterapkan untuk memastikan partisipasi setiap individu tidak terpaku pada usia. Partisipasi pendidikan yang tinggi akan membuka peluang yang lebih lebar untuk mengembangkan keterampilan dan meningkatkan perekonomian. Berbagai upaya dan praktik baik di bidang pendidikan, keterampilan, dan ekonomi telah dilakukan oleh berbagai aktor pembangunan melalui langkah-langkah kolaboratif.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas