Xurya Bidik Raih Dana Segar Akhir 2023, Nilainya Lebih Besar dari Rp496,63 Miliar
Startup energi terbarukan, PT Xurya Daya Indonesia (Xurya), yang mengembangkan panel surya atap untuk bisnis dan industri, berencana untuk menutup putaran pendanaan baru pada akhir tahun ini. Pasalnya permintaan panel surya diperkirakan akan meningkat tahun ini.
“Kami terus menggalang dana karena kami membutuhkan dana segar untuk mendukung proyek-proyek baru. Tahun ini, kami menargetkan untuk menutup putaran pembiayaan lain yang akan lebih besar dari sebelumnya,” kata Co-founder dan Managing Director Xurya, Eka Himawan, seperti dilansir dari DealStreetAsia, Senin (26/6/2023).
Pada Oktober tahun lalu, Xurya mengumpulkan US$11,5 juta dalam tahap kedua putaran Seri A dari Mitsui & Co dan Surya Semesta Internusa. Sebelumnya startup ini meraup US$21,5 juta pada tahap pertama pada Desember 2021 yang dipimpin oleh East Ventures (Growth Fund). Sehingga, total pendanaan Seri A perusahaan mencapai US$$33 juta (sekira Rp496,63 miliar).
Baca Juga: Serena Gandeng Xurya Pasang PLTS Atap, Tekan Gas Emisi Karbon 980 Ribu Kg Per Tahun
Investor lain yang mendukung Xurya, di antaranya Saratoga Investama Sedaya, Schneider Electric, New Energy Nexus, Crevisse, Endeavour Indonesia, dan Tokopedia.
Eka bilang, seiring meningkatnya kesadaran akan aksi iklim dan pentingnya energi terbarukan, minat investor terhadap startup terkait teknologi iklim juga melonjak, yang selanjutnya didukung oleh munculnya dana baru yang berfokus pada dampak dan iklim.
Namun, edukasi pasar sangat penting, tidak hanya untuk publik atau klien potensial, tetapi juga untuk investor.
“Ketika kami memulai penggalangan dana pada 2019, tidak ada yang memahami urgensi dan manfaat energi terbarukan berbasis surya. Tapi sekarang, kami melihat minat yang tinggi dari investor karena hampir semua perusahaan VC memiliki mandat ESG,” jelas Himawan. "Namun, karena mereka sudah terbiasa dengan investasi teknologi, banyak investor yang tidak mengenal industri dan model bisnisnya, sehingga kami perlu banyak berbagi pengetahuan. Bagi beberapa investor, kami adalah investasi pertama mereka di sektor ini."
Perusahaan ini menawarkan layanan end-to-end untuk instalasi panel surya, mulai dari studi kelayakan dan konsultasi desain hingga pengadaan peralatan, konstruksi, perizinan, pengelolaan dan pemeliharaan masyarakat. Xurya menargetkan segmen komersial dan industri.
Dengan sinar matahari yang melimpah, serta daratan dan perairan yang luas, Indonesia memiliki potensi energi matahari yang sangat besar. Menurut laporan Institute for Essential Services Reform (IESR), tenaga surya akan memainkan peran penting dalam dekarbonisasi mendalam di Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat pada tahun 2050.
Berdasarkan laporan Mordor Intelligence, pasar energi surya juga diproyeksikan mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan sekitar 10% dari 2019 hingga 2028.
Namun, ada kesalahpahaman umum tentang energi matahari yang mahal dan sulit dipertahankan. Mengatasi masalah ini, Xurya menawarkan program "tanpa investasi," di mana startup menyewakan panel surya dan klien membayar berdasarkan kinerja atau produksi listrik yang diproduksi panel untuk mereka.
“Untuk bisnis, biaya listrik sebenarnya lebih murah jika menggunakan energi terbarukan berbasis surya. Bagi klien yang bersedia berinvestasi dengan membeli panel surya di muka, mereka akan mendapatkan pengembalian dari investasinya dalam waktu tujuh hingga delapan tahun. Jika tidak, mereka bisa menandatangani kontrak selama 10 sampai 20 tahun, di mana mereka akan mendapatkan tarif listrik yang lebih murah dengan energi matahari. Skema kedua lebih menarik bagi klien," ujar Eka.
Hingga saat ini, layanan Xurya telah digunakan oleh lebih dari 122 klien korporat besar seperti produsen barang konsumen Unicharm, jaringan perhotelan Hotel Santika, real estate dan pengembang Ciputra, perusahaan teknologi Traveloka, dan masih banyak lagi. Proyek atap suryanya telah menghasilkan lebih dari 120 juta kilowatt-hour energi bersih. Eka membeberkan, perseroan selalu untung di setiap proyek.
Ke depan, Eka yakin permintaan proyek panel surya atap akan terus meningkat, apalagi Indonesia akan menggelar pemilihan umum tahun depan dan tarif listrik biasanya naik setelah Pemilu.
“Kami cukup optimis dan akan terus memperkuat kemampuan kami, termasuk modal, tim, dan teknologi untuk mengakomodasi lonjakan permintaan. Kami juga berencana untuk memperluas portofolio kami, di mana kami menawarkan layanan untuk jenis energi terbarukan lainnya di luar panel surya. Kami juga terbuka untuk kemitraan dengan perusahaan lain di sektor ini,” tukas Eka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti