Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tawarkan 8,33 Miliar Saham ke Publik, Cinema XXI Incar Dana Segar Rp2,4 Triliun

        Tawarkan 8,33 Miliar Saham ke Publik, Cinema XXI Incar Dana Segar Rp2,4 Triliun Kredit Foto: Cinema XXI
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk yang dikenal sebagai Cinema XXI berencana untuk melaksanakan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia. 

        Perusahaan jejaring bioskop ini menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru atau 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.

        Dalam aksi ini perseroan menawarkan harga dikisaran Rp270-Rp288 per saham. Alhasil, dana yang akan dikantongi perseroan dari IPO mencapai senilai Rp2,25 triliun hingga Rp2,4 triliun. 

        Direktur Utama PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk, Hans Gunadi Cinema XXI akan menggunakan sekitar 65% dari dana hasil IPO untuk pendanaan belanja modal pengembangan jejaring bioskop di Indonesia, yang akan dilakukan melalui pembangunan bioskop baru, pembelian peralatan proyeksi gambar dan suara dengan teknologi terbaru dan peralatan lainnya untuk meningkatkan kualitas bioskop yang ada saat ini dan kenyamanan penonton. 

        Baca Juga: Resmi Masuk Bursa, Bos Amman Mineral Internasional Bilang Begini

        “Sekitar 15% akan digunakan untuk modal kerja. Sisanya, 20% akan digunakan untuk pembayaran kewajiban jangka pendek Perseroan,” ujar Hans, dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (7/7/2023).

        Guna memuluskan langkahnya, Cinema XXI telah menunjuk PT Indo Premier Sekuritas, PT J.P. Morgan Sekuritas Indonesia, PT Mandiri Sekuritas, dan PT UBS Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. 

        Adapun, masa penawaran awal dalam rangka IPO PT Nusantara Sejahtera Raya Tbk akan berlangsung mulai tanggal 10 hingga 14 Juli 2023. 

        Lebih lanjut, Hans menjelaskan bila industri bioskop di Indonesia memiliki pertumbuhan yang kuat pasca pandemi Covid-19. Hal ini tercermin dari antusiasme masyarakat Indonesia untuk kembali menonton film di bioskop yang sudah berangsur- angsur pulih di sepanjang tahun 2022 hingga kini. 

        Untuk melanjutkan tren pertumbuhan yang positif ini, lanjut Hans, Cinema XXI mengambil aksi korporasi IPO sebagai salah satu langkah strategis. 

        “Aksi korporasi ini akan mengukuhkan komitmen Cinema XXI untuk selalu memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk menonton film favorit, termasuk dengan membuka bioskop di daerah-daerah yang potensial di seluruh Indonesia,” ucap Hans.

        Perseroan optimistis, perkembangan industri hiburan di tanah air terutama sektor bioskop. Hal ini didukung oleh budaya menonton film yang kuat di Indonesia serta potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia masih sangat besar. 

        “Selain itu, pemilihan lokasi yang strategis dimana mayoritas lokasi bioskop Cinema XXI berada di pusat perbelanjaan terkenal dengan arus pengunjung tinggi juga mendukung pertumbuhan bisnis kami,” ungkap Hans. 

        Baca Juga: IPO Dinilai Akan Buat PHE Sejajar dengan Perusahaan Migas Kelas Dunia

        Adapun, Survei oleh Euromonitor International di awal tahun 2023 menyatakan bahwa 76% masyarakat di Indonesia pergi ke bioskop setidaknya sekali dalam sebulan dan 62% masyarakat Indonesia menilai menonton sebagai salah satu kegiatan sosial utama, seperti menghabiskan waktu bersama keluarga atau sahabat. 

        Selain itu, Euromonitor juga mencatat Indonesia memiliki industri film domestik yang besar dan berkembang. Adapun kontribusi film domestik terhadap gross box office/GBO Indonesia pada tahun 2023 diproyeksikan sebesar 51%. 

        Tidak hanya industri film domestik yang terus berkembang, potensi pertumbuhan jumlah layar bioskop di Indonesia juga masih sangat besar. Berdasarkan riset Euromonitor, negara maju rata-rata memiliki 84,3 layar per satu juta penduduk (estimasi 2022) sementara Asia Tenggara rata-rata memiliki 30,2 layar per satu juta penduduk. Di sisi lain, Indonesia baru memiliki 7,6 layar per satu juta penduduk dengan total layar bioskop dari seluruh operator di Indonesia hingga akhir tahun 2022 diestimasi sekitar 2.107 layar. 

        Baca Juga: EMTEK Buka-bukaan Soal Rencana IPO Superbank, Vidio, dan RANS Entertainment

        Dari sisi keuangan, Cinema XXI mencatatkan kinerja yang solid pada 2022, yakni pendapatan sebesar Rp4,40 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp1,28 triliun di tahun 2021. Pendapatan di tahun 2022 terutama ditopang oleh penjualan tiket bioskop sebesar 61%, penjualan makanan dan minuman sebesar 33%, iklan sebesar 3% dan digital platform sebesar 3%. 

        “Atas kerja keras dan komitmen seluruh keluarga besar Cinema XXI, kinerja keuangan mengalami pemulihan pendapatan yang kuat menuju level sebelum Covid-19. Pendapatan Rp4,40 triliun tersebut setara dengan 64% perolehan pendapatan pada 2019 sebesar Rp6,89 triliun, sementara Cinema XXI baru beroperasi dengan kapasitas penuh pada Mei 2022,” tutup Hans. 

        Dengan kinerja solid tersebut, Cinema XXI mencetak laba bersih Rp506 miliar pada 2022, dari sebelumnya rugi Rp354 miliar pada 2021. EBITDA Cinema XXI juga semakin tangguh yakni sebesar Rp1,44 triliun pada 2022, dari sebelumnya Rp329 miliar pada 2021. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: