Asisten Deputi Pengembangan Sumber Daya Manusia Perkoperasian dan Jabatan Fungsional Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenopUKM) Nasrun Siagian mengatakan, dalam menghadapi problematika pengembangan koperasi dibutuhkan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) guna meningkatkan pengawasan koperasi agar lebih maju dan baik ke depannya.
Hal ini dikatakan Nasrun saat berbicara pada diskusi bersama Anggota Forum Wartawan Koperasi (Forwakop) bertajuk Penyusunan Rencana dan Program SDM Pengawas Koperasi di Bogor, Sabtu (8/7/2023).
Menurutnya, peningkatan mutu SDM sebagai pengawas koperasi penting dilakukan untuk meningkatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap koperasi. Selain itu, saat koperasi memiliki SDM yang berkualitas jiga dapat meminimalisir permasalahan yang akan terjadi di internal koperasi. Baca Juga: UU P2SK Disahkan, KemenKopUKM: Beri Keleluasaan Berbisnis bagi Koperasi di Sektor Jasa Keuangan
"Karenanya peningkatan kualitas SDM pengawas koperasi perlu dilakukan dan diperkuat," ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini pihaknya tidak lagi mengadakan pelatihan yang di dalam kelas. Namun hal tersebut langsung diaplikasikan dalam bentuk kegiatan sebagai dasar pengawasan koperasi. Seperti koperasi rintisan
Peningkatan pertumbuhan koperasi, kata dia, terlihat sejak di tempatkannya pendamping. Dalam hal ini, para pendamping tersebut membantu dan mengawasi secara langsung berjalannya koperasi tersebut.
"Mereka yang menjadi tenaga pendamping itu ada juga tenaga ahli, minimal menjalankan tugasnya selama empat bulan bahkan dimungkinkan bisa enam bulan sampai koperasi tersebut benar-benar jadi, bertumbuh secara baik dan sehat,” jelas Nasrun.
Nasrun mencontohkan, pengurus koperasi juga diberikan kesempatan magang di Mina Soraya, Cilacap.
“Mereka sangat antusias, dari jatah magang 10 hari tapi mereka minta magang selama tiga bulan,” ucapnya.
KemenKopUKM akan melakukan BootCamp bagi manager-manager koperasi, dengan harapan bagaimana mereka nantinya menjadi leadership yang baik, bagaimana mereka membuat business plan yang terukur.
"Jadi kami saat ini, pelatihan-pelatihan di kelas itu sudah sangat sedikit, tapi melakukan coaching, pendampingan-pendampingan, dan magang,” papar Nasrun.
Selain itu, KemenKopUKM berusaha merubah paradigma diantaranya membuat platform Kampus Merdeka. Meski kurikulumnya tidak seperti kampus pada umumnya seperti adanya semester tetapi ada materi-materi seperti akuntansi, digitalisasi dan ekspor. Baca Juga: Tumbuhkan Usaha Koperasi dan Usaha Kecil, LPDB-KUMKM Terus Upayakan Akses Dana Begulir
"Antusias pengurus koperasi luar biasa untuk mengikuti Kampus Merdeka ini,” tambahnya.
Dirinya memastikan pemerintah dalam hal ini KemenkopUKM pihaknya akan memberikan dukungan apa yang dibutuhkan koperasi, termasuk bantuan dana bagi pengembangan usaha koperasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: