Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kemenkeu Beberkan Jurus APBN Turunkan Stunting Lewat 3 Intervensi

        Kemenkeu Beberkan Jurus APBN Turunkan Stunting Lewat 3 Intervensi Kredit Foto: Youtube/Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Isa Rachmatawarta, mengatakan bahwa APBN melalui Anggaran Belanja Pemerintah Pusat/Belanja K/L terus didorong untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menekan angka stunting di Indonesia.

        Isa menjelaskan, APBN memuat anggaran percepatan penurunan stunting yang dilaksanakan melalui tiga intervensi, yakni intervensi spesifik, intervensi sensitif, dan intervensi dukungan yang melibatkan berbagai instansi dan lintas sektor.

        Baca Juga: BPS Lapor Angka Kemiskinan Turun, Kemenkeu: Berkat Aktivitas Ekonomi yang Menguat

        "Jumlah anggaran belanja pemerintah untuk mendukung percepatan penurunan stunting sebesar Rp34,15 triliun pada 2022 dan Rp30,4 triliun pada 2023," ungkapnya, dikutip Jumat (21/7/2023).

        Selain itu, lanjut Isa, pemerintah juga memberikan bantuan sosial untuk kelompok masyarakat yang kekurangan, misalnya melalui Program Keluarga Harapan (PKH). Pasalnya, menurut Isa, untuk membangun dan memajukan Indonesia, dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang lebih tangguh dan lebih produktif.

        "Kita memilih desain belanja negara yang cukup untuk membuat anak-anak kita mampu tumbuh dengan sehat dan menjadi manusia cerdas. Perhatian APBN kepada anak-anak ada di banyak area. Kita ingin memastikan bahwa anak-anak ini mendapatkan vaksinasi yang baik, makanan yang cukup, pendidikan yang baik, dan sebagainya," tutur Isa.

        Dia menuturkan, dalam beberapa tahun terakhir, APBN mengalokasikan anggaran yang besar untuk sektor kesehatan sebagai salah satu sektor yang paling terdampak pandemi.

        Namun, perhatian juga diberikan kepada sektor lainnya yang berkaitan dengan kebutuhan anak-anak, misalnya sektor pendidikan melaui Program Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah yang pada tahun 2022 dialokasikan sebesar Rp10 triliun untuk 780 ribu mahasiswa. Pada tahun 2023, jumlahnya meningkat menjadi Rp12,8 triliun untuk 893 ribu mahasiswa. 

        "Anggaran kita untuk bidang pendidikan tidak menurun, bahkan kita memberikan alokasi anggaran khusus agar anak-anak bisa mengakses pendidikan secara daring. Itu menjadi biaya ekstra. Kita distribusikan penggunaan akses internet secara gratis kepada banyak siswa dan mahasiswa," jelas Isa.

        Sementara di bidang kesehatan dan perlindungan anak, APBN mengalokasikan anggaran untuk pelaksanaan tugas berbagai kementerian/lembaga, di antaranya melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen-PPPA).

        Adapun alokasi APBN untuk mendukung kesejahteraan anak di bidang kesehatan dan perlindungan anak sebesar Rp48,3 triliun pada 2022 dan Rp49,4 triliun pada 2023.

        Di sisi lain, Isa menambahkan, stunting merupakan salah satu isu serius di bidang kesehatan yang tengah dihadapi Indonesia. Isa Rachmatawarta mengungkapkan, penurunan angka stunting telah menjadi fokus utama pemerintah sejak tahun 2017. Namun, hingga saat ini angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi.

        Baca Juga: Kejar Target Penurunan Stunting, Wapres Ma'ruf Amin Dorong Media Ikut Berkampanye

        Berdasarkan Survei Status Gizi Nasional 2022, angka prevalansi stunting mencapai 21,6 persen. Dalam hal ini, Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting mampu turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.

        "Kita ingin tahun depan bisa di bawah 14 persen. Ini satu journey yang ternyata tidak mudah. Walaupun sudah jauh menurun dibanding dua-tiga tahun lalu, target 14 persen tinggal satu tahun. Ini bukan challenge yang sederhana, kita harus makin fokus," ucap Isa.

        Dengan begitu, Isa berharap seluruh pihak yang terlibat dalam berbagai program APBN untuk anak-anak Indonesia dapat terus bekerja sama dan memanfaatkan anggaran itu dengan maksimal. Menurutnya, masyarakat, keluarga, bersama dengan pemerintah juga perlu memberikan perhatian dan fasilitas yang memadai bagi anak-anak, seperti pendidikan yang berkualitas, akses ke layanan kesehatan, lingkungan yang aman, dan perlindungan dari kekerasan.

        "Untuk anak-anak Indonesia, teruslah belajar yang sebanyak-banyaknya. Jangan lupa untuk terus menumbuhkan kecintaan kepada negara kita sehingga nanti kalian menjadi generasi yang mampu membangun Indonesia lebih baik lagi daripada generasi saat ini," pungkas Isa.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Alfida Rizky Febrianna
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: